Minggu, 25
Agustus 2013 12:50:27
Pihak Gereja
Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel menilai warga kompleks
Pejambon salah sasaran jika berdemo berdemo di depan Gereja Immanuel, Gambir,
Jakarta Pusat. Menurut pendeta gereja GPIB Immanuel, Deni Matulapelwa,
seharusnya warga itu protes ke pihak TNI AD, selaku pemilik lahan yang baru.
"Itu dari
majelis Sinode sudah disepakati untuk kepentingan negara dijual Rp 78 miliar
kepada TNI. Kalau mau protes uang kerohiman itu kepada TNI AD bukan ke
kami," kata pendeta Deni kepada wartawan di Gereja Immanuel, Jakarta,
Minggu (25/8).
Deni menolak
jika dianggap sewenang-wenang dengan warga setempat. Sebab, lanjut Deni,
sosialisasi kepada warga agar mengosongkan rumah karena kawasan itu sudah
dibeli oleh TNI AD sudah dilakukan sejak lama dan terus menerus.
"Sosialisasi
sudah lama," jawabnya singkat.
Sebelumnya,
puluhan warga kompleks Pejambon berdemo di depan Gereja Protestan Indonesia
Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat.
Mereka menolak
perintah pengosongan rumah yang dilakukan oleh Komandan Batalyon Perhubungan
TNI AD (Yonhub Dithubad), I Made Agung Ambara. Sebab disebut-sebut tanah milik
gereja yang sekarang mereka tempati itu telah dijual kepada pihak TNI AD.
"Kami
menuntut kepada pihak gereja menolak pengosongan rumah secara paksa.
Sosialisasi pengosongan rumah itu janggal karena Yonhub Dithubad dan pihak
gereja tidak transparan terhadap jual beli tanah," ujar ketua pendemo,
Jeffry di depan gereja GPIB Immanuel, Jakarta, Minggu (25/8). Sumber : www.merdeka.com