Kamis, 15
Agustus 2013 07:30:00
Mantan Komandan Pusat Misi Pemelihara
Perdamaian (PMPP) Indonesia, Mayor Jenderal Imam Edy Mulyono, ditunjuk oleh
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon sebagai
komandan pasukan PBB di Sahara Barat.
Hal itu diungkapkan Wakil Tetap RI untuk PBB,
Duta Besar Desra Percaya, usai menerima salinan surat Sekjen PBB kepada
Presiden Dewan Keamanan PBB, Dubes Maria Cristina Perceval dari Argentina.
Secara resmi, Mayjen Imam Edy Mulyono
ditetapkan Ban Ki-moon sebagai Force Commander (FC) pada misi PBB di Sahara
Barat, yaitu United Nations Mission for the Referendum in Western Sahara
(MINURSO).
Imam Mulyono akan menggantikan Mayjen Abdul
Hafiz (Bangladesh) dan memimpin sekitar 236 personel PBB yang terdiri atas
komponen militer dan polisi yang berasal dari setidaknya 33 negara selama tiga
tahun.
"Penunjukan Mayjen Imam Edy Mulyono ini
didukung penuh dan disambut baik oleh seluruh anggota Dewan Keamanan PBB, dan
Pemerintah Maroko selaku host country MINURSO," kata Dubes Desra.
"Ini merefleksikan kepercayaan tinggi
PBB atas peran dan kontribusi penting Indonesia sebagai salah satu Negara
Penyumbang Pasukan utama pada berbagai misi Perdamaian PBB." "Peran,
kontribusi dan kinerja pasukan Indonesia, Kontingen Garuda, di tujuh misi PKO
PBB, yaitu UNIFIL, MINUSTAH, UNAMID, UNMISS, UNMIL, MONUSCO, dan UNISFA, sangat
dihargai oleh dunia internasional, pemerintah dan masyarakat setempat,"
tambahnya.
MINURSO merupakan misi Pasukan Perdamaian PBB
yang dibentuk berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 690 tahun 1991.
Pembentukan misi di Sahara Barat itu sejalan
dengan kesepakatan antara Pemerintah Maroko dan kelompok Frente Popular para la
Liberacien de Saguia el-Hamra y de Rio de Oro (Frente POLISARIO), yang dicapai pada
tanggal 30 Agustus 1988.
MINURSO dimandatkan untuk menjalankan
sejumlah tugas, di antaranya mengawasi gencatan senjata, memeriksa penurunan
jumlah pasukan Maroko di wilayah Sahara Barat serta melakukan dan memastikan
terselenggaranya referendum yang bebas dan adil dalam penentuan nasib rakyat di
wilayah itu.
Mayjen Imam Edi Mulyono merupakan Pejabat
Tinggi TNI ketiga dari Indonesia yang mendapatkan kepercayaan menduduki jabatan
strategis pada pasukan penjaga permdaian PBB.
Pada tahun 1976-1978, Mayjen Rais Abin
menduduki posisi 'Force Commander' pada UN Emergency Force (UNEF), Mesir, dan
Brigjen Susilo Bambang Yudhono, yang sekarang merupakan Presiden RI, menjabat
sebagai Chief Military Observer pada misi United Nations Transitional Authority
in Eastern Slavonia, Baranja and Western Sirmium (UNTAES), Kroasia (1995-1996).
Mayjen Mulyono sebelumnya menjabat Komandan
Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI (2011-2013) dan juga terlibat dalam
sejumlah operasi Misi Perdamaian PBB, diantaranya sebagai Observer Militer pada
Misi PBB UNOMIG (United Nations Observer Mission in Georgia).
Mayjen Mulyono memperoleh gelar Master dari
Nanyang Technological School di Singapura dan merupakan alumni United Nations
Senior Mission Leader Course di Mako PMPP TNI, Sentul, Jawa Barat. (ant & ian)