Rabu, 21 Agustus
2013, 09:28
JAKARTA,
KOMPAS.com — Jenderal TNI Moeldoko memenuhi undangan uji kelayakan dan
kepatutan calon Panglima TNI yang dilayangkan Komisi I DPR, Rabu (21/8/2013).
Ia menyatakan kesiapannya memimpin TNI.
"Sikap saya
sangat jelas, tegas, dan tidak kenal kompromi dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Saya Jenderal TNI Moeldoko siap memimpin TNI," kata Moeldoko, yang
disambut tepuk riuh anggota Komisi I DPR.
Tepuk tangan
berulang kali kembali diterimanya saat memaparkan visi dan misinya sehingga
membuat riuh suasana ruang rapat.
Uji kelayakan
dan kepatutan calon Panglima TNI diawali dengan paparan Ketua Komisi I Mahfudz
Siddiq yang menjadi pimpinan rapat. Ia menegaskan bahwa agenda rapat hari ini
digelar setelah Komisi I menjamin bahwa syarat administrasi Moeldoko telah
lengkap. Di antaranya laporan hasil kekayaan, laporan kesehatan, daftar riwayat
hidup, dan catatan dari Komnas HAM.
Sementara itu,
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan, berdasarkan pertemuan dengan
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komnas HAM, dipastikan bahwa
Moeldoko bersih dari berbagai catatan masalah korupsi maupun pelanggaran HAM.
"Komnas HAM
tidak pernah dapat laporan dari masyarakat terkait Moeldoko. Dan Pimpinan KPK
juga menyatakan demikian," kata TB Hasanuddin.
Moeldoko, yang
kini menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat, berjanji akan mengistimewakan
Komisi I DPR.
"Komisi I
DPR bukan sekadar mitra kerja, tetapi sebagai keluarga besar TNI," kata
Moeldoko, dan langsung mengundang tepuk tangan dari Anggota Komisi I.
Menurutnya, saat
ini ada bahaya-bahaya baru yang membahayakan tidak hanya keamanan nasional,
tetapi juga keamanan internasional. Oleh karena itu, ia bertekad merevitalisasi
ketahanan TNI untuk menekan pergerakan aksi terorisme.
Moeldoko
mengatakan, TNI harus siap sedia setiap saat. Bukan hanya untuk menghadapi
perang simetrik, tetapi juga perang asimetrik yang tak beraturan. Menurutnya,
hal itu sesuai dengan visi dan misi TNI sebagai komponen utama pertahanan
negara yang tangguh. Untuk mewujudkannya, Moeldoko melanjutkan, ia memaparkan
gagasan strategis yang akan digulirkannya bila kelak memimpin TNI, yaitu
inovasi, profesionalisme, dan keutuhan NKRI. Lagi-lagi, tepuk tangan riuh
terdengar dari dalam ruang rapat.
Moeldoko juga
menyoroti peningkatan disiplin dan kesejahteraan prajurit, penegakan hukum dan
HAM, serta penyelesaian perangkat lunak TNI. Baginya, hal itu dapat
diselesaikan secara bersama-sama dengan semua pihak yang bersinergi.
Ia memaparkan
data mengenai kecilnya rasio personel TNI dihadapkan dengan pelaksanaan area
tugas. Rasio TNI hanya 1:5,79 kilometer persegi, sedangkan Malaysia 1:4,12
kilometer , Thailand 1:2,71 kilometer persegi, dan Singapura 1:0,01 kilometer
persegi.
Sementara itu,
untuk rasio prajurit TNI dalam menjaga keselamatan jiwa, rasionya adalah 1:722
orang, Malaysia 1:310 orang, Thailand 1:342 orang, dan Singapura 1:91 orang.
Untuk
mengembangkan rasio, Moeldoko akan meningkatkan SDM dan perkembangan alutsista.