BANDA ACEH — Peringatan delapan tahun
perdamaian Aceh kemarin berlangsung damai. Puncak peringatan dilakukan dengan
doa bersama di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, seusai salat asar. Doa bersama
diikuti oleh pejabat, pegawai pemerintahan Aceh, serta masyarakat.
"Semuanya sesuai dengan rencana," kata Kepala
Hubungan Masyarakat Pemerintah Aceh, Nurdin F. Joes, kemarin.
Dari pantauan
Tempo di Banda Aceh, tidak ada pengibaran bendera bulan-bintang yang
masih berpolemik dengan pemerintah pusat itu. Kekhawatiran akan adanya konvoi
massa berbendera Gerakan Aceh Merdeka juga tidak terlihat. "Saya tidak
melihat satu pun bendera bulan-bintang di Banda Aceh. Kondisi juga tidak ramai
dan mencekam," kata Yusri, seorang pedagang di Banda Aceh.
Justru bendera Merah Putih yang
berkibar di sepanjang jalan setelah Komando Daerah Militer Iskandar Muda
memasang dan membagikan ratusan ribu bendera di seluruh Aceh sejak dua hari
lalu. "Untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan Indonesia," kata
Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, Kolonel Subagio Arianto, kemarin.
Hal serupa terjadi di Lhokseumawe.
Tak ada pengibaran bendera bulan-bintang. Sejumlah penjuru kota dan kampung
dipenuhi oleh bendera merah putih.
Sebelumnya, hingga 4 Agustus 2013,
bendera bulan-bintang sempat dinaikkan di sejumlah tempat, di Kota
Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireun, dan Aceh Timur. "Setelah bendera
bulan-bintang diturunkan, semua warga menaikkan bendera Merah Putih, karena
menyambut 17-an," ujar Khalil, warga Lhokseumawe. (ADI WARSIDI & IMRAN MA), Sumber: Koran Tempo (16 Agustus
2013/Jumat, Hal. 08)