Rabu, 14 Agustus 2013

Pengamat: Endriartono Harus Berani Nyatakan Sikap



August 13, 2013, 6:00 pm


Jakarta (Antara) - Pengamat politik dari CSIS J Kristiadi mengatakan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto harus berani menyatakan sikapnya kepada elit Partai NasDem jika berminat mengikuti konvensi calon presiden dari Partai Demokrat.

"Kalau Pak Endriartono menilai ikut konvensi calon presiden merupakan pilihan lebih baik, maka harus berani menyampaikannya secara langsung kepada Ketua Umum Partai NasDem," kata J Kristiadi di Jakarta, Selasa (13/8).

Menurut Kristiadi, Endriartono yang memiliki cukup banyak prestasi selama karir militernya mungkin merasa terpanggil ingin mengabdikan diri membangun bangsa dan negara melalui kepemimpinan nasional.

Peneliti senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) ini mengakui kondisi Bangsa Indonesia saat ini masih sulit, sehingga membutuhkan figur yang tegas dan memiliki tekad yang kuat untuk membangun bangsa dan negara.

"Jika Pak Endriartono merasa peluangnya untuk tampil sebagai capres melalui Partai NesDem kecil dan menilai kesempatan melalui Partai Demokrat lebih besar, silakan saja mengikuti konvensi. Itu adalah hak politiknya," jelasnya.

Di sisi lain, tambahnya, jika aturan di Partai NasDem dan di Partai Demokrat mengatur bahwa peserta konvensi calon presiden harus non-aktif dari jabatannya, hal itu merupakan konsekuensi yang harus diterima. Menurut dia, Endriartono tidak bisa hanya menunggu kepastian dari elit Partai NasDem, tapi harus berani menyampaikan langsug dengan terus terang keinginannya untuk mengikuti konvensi.

"Dengan berani menyampaikan langsung secara terus terang, ini menunjukkan sikap jantan yang akan menjadi nilai tambah bagi Pak Endriartono," ujarnya.

Kristiadi mengingatkan, pilihan itu sangat sulit tapi harus ditempuh, karena waktu juga terus berjalan. Pada kesempatan tersebut, Kristiadi juga mengingatkan Partai Demokrat agar tidak "bermain api" dengan memanfaatkan penyelenggaraan konvensi calon presiden untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas.

"Partai Demokrat jangan bermain api, karena konvensi calon presiden ini akan menjadi pertaruhan nama baik partai," tukas Kristiadi.

Menurutnya, jika Partai Demokrat sampai "bermain api" dengan memanfaatkan penyelenggaraan konvensi calon presiden justru akan menurunkan popularitas dan elektabilitasnya, karena publik akan menilainya tidak "fair".

Lebih jauh, Kristiadi juga mengingatkan agar Partai Demokrat tidak membuat intsruksi yang bisa membatalkan hasil seleksi yang telah dilakukan Komite Konvensi serta hasil survei dari lembaga survei. Partai Demokrat, kata dia, jangan sampai melakukan hak veto untuk menentukan salah seorang peserta menjadi pemenang.

"Kalau Partai Demokrat berniat baik untuk mencari figur terbaik yang akan diusung sebagai capres, maka Partai Demokrat harus bersikap obyektif terhadap hasil seleksi dan tidak menggunakan hak veto," pungkasnya.