Rabu, 14 Agustus
2013 | 12:13
[JAYAPURA] Berita pengrusakan Gereja Khatolik Santa Maria
Magdalena Pagubutu, Pugodide Distrik Madi, Kabupaten Paniai oleh aparat
gabungan TNI/Polri, dibantah oleh Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Christian
Zebua.
Pangdam melalui
telephon seluler, Selasa (13/8) siang mengatakan, kejadian yang benar adalah pada 4 Agustus,
Danki Satgas 753 menerima laporan dari masyarakat Enaro yang melintas di depan
gereja. Mereka melihat sekelompok masyarakat bersenjata berada di depan
gereja. Kelompok itu, meminta sumbangan
dengan paksa kepada setiap pengendara yang melintas.
"Berdasarkan
laporan tersebut, Danki lapor ke Kapolres. Lalu, Kapolres selanjutnya
mengadakan patroli gabungan ke arah Pugo. Setiba di lokasi, kelompok tersebut
lari ke arah belakang gereja, dan dikejar.
Saat berada di belakang gereja, didapati pintu terkunci dan dibuka atas
persetujuan pengurus gereja," ujarnya.
Menurut
Panglima, yang mendapat laporan dari Dandim 1705, tidak ada pengrusakan dan
korban saat kejadian itu. Panglima mengimbau agar masyarakat jangan terpancing
dengan berita sesat yang beredar.
Sementara itu,
Pastor Neles Tebay membenarkan kejadian pengrusakan itu. Namun, ketika
ditanyakan lebih lanjut, Pastor Neles Tebay mengatakan penjelasan tentang itu
merupakan kewenangan Keuskupan Timika.
"Benar, ada
pengrusakan gereja. Namun, yang tahu pasti tentang pengrusakan ini adalah Uskup
Timika, Mgr Jhon Saklil. Silahkan menghubungi beliau," ujar Pastor
Neles.
Bibit Babi
Sementara itu,
berita yang dikutip dari Majalah Selangkah, pada 1 Agustus 2013, masyarakat di
Pugodide menerima berita tentang Pembagian Bibit Ternak Babi untuk 10 kelompok
sesuai marga/fam yang ada di tiga desa/kampung. Jonatan Bunai Gedeutopaa,
anggotaaa TNI yang bertugas di Jayapura, meminta masyarakat yang berdomosoli
dalam wilayah tiga desa/kampung di Pugodide berkumpul menerima bibit ternak
babi.
Pada tanggal 4
Agustus 2013 pagi, sebelum ibadah Minggu dimulai, Jonatan Bunai didampingi
Matias Bunai Odiyaipaa mengantarkan 10 ekor babi betina untuk dibagikan.
Seusai ibadah
Minggu pagi, saat umat Katolik dan Jemaat Kingmi berkumpul menerima bibit babi,
kurang lebih 15 orang anggota Pasukan Gabungan TNI/Polri naik mobil berwarna
putih mengepung gereja.
Mereka memeriksa
setiap sudut gereja, sampai ke atap gereja. Pintu ruang Sakristi Gereja Katolik
itu juga dirusak.
Mereka katanya,
mencari senjata gelap yang dimiliki oleh Kelompok Militan di Pugodide. Baik
anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, pemuda-pemudi, maupun orangtua
seluruhnya diperiksa.
Dalam
pemeriksaan ini, aparat menyita uang Rp 16 juta dan beberapa handphone milik
warga. Semua barang yang disita dibawa ke Polres Paniai di Madi, sekitar pukul
15.00 WIT.
Walau telah
merusak Gereja, pasukan Gabungan TNI/Polri belum menemukan sepucuk senjata pun,
termasuk amunisi di Kompleks Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena. Namun
akibatnya, umat Katolik dan jemaat Kingmi merasakan trauma.
Atas kejadian
ini, Pekerja HAM di Paniai mengajukan tuntutan agar Kapolri memerintahkan Kapolda Papua untuk mencopot
Kapolres Paniai dari jabatannya. Para pimpinan Umat Katolik wilayah Papua dan
Indonesia (Tingkat Keuskupan), diminta mengadukan hal itu kepada Dewan Gereja
Sedunia (Kepausan), agar TNI mempertanggungjawabkan tindakan sewenang-wenang
aparatnya.
Dewan Gereja
Sedunia juga diminta segera meminta pertanggungjawaban Kapolres Paniai melalui
Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta. Pemerintah Vatican-Roma, Amerika
Serikat, Belanda, Australia, Selandia Baru, Inggris dan Indonesia diminta
segera bertanggung jawab atas berbagai kasus pelanggaran berat HAM yang telah
dan sedang dilakukan oleh Pasukan Gabungan TNI di Tanah Papua sejak 1 Mei
1963.
Dewan Gereja
Sedunia diminta segera desak Dewan HAM PBB kirimkan Tim Pemantau Khusus PBB
tentang penyalagunaan kekuatan militer Indonesia (Pembunuhan Kilat dengan
menggunakan Senjata Api) dan pelarangan polisi tentang kebebasan menyampaikan
pendapat di muka umum di Tanah Papua untuk percepat proses pelaksanaan dialog
antara pemerintah Indonesia dan orang asli Papua. Sumber : www.suarapembaruan.com