JAKARTA - Meski
didukung sebagian besar fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat, langkah Kepala Staf
TNI Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menjadi Panglima TNI terusik. Anggota
Komisi Pertahanan DPR, Tubagus Hasanuddin, menuding Moeldoko terlibat operasi penyisiran
warga Ahmadiyah di Jawa Barat.
"Saat dia menjadi
Panglirna Daerah Militer, Siliwangi, Kodam terlibat dalam Operasi Gelar
Sajadah, yang menyisir orang Ahmadiyah di Jawa Barat," kata politikus
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini saat dihubungi kemarin. Hasanuddin
menilai keterlibatan itu bisa mengganjal pencalonan Moeldoko sebagai pengganti
Laksamana Agus Suhartono, yang akan pensiun pada 25 Agustus mendatang.
Juru bicara
Ahmadiyah, Firdaus Mubarik, mengatakan terjadi intimidasi terhadap warga Ahmadiyah di hampir seluruh Jawa bagian
barat setelah tragedi Cikeusik, Banten, Februari 2011. Penyerangan itu menewaskan
tiga anggota jemaah Ahmadiyah. Tapi pelaku penyerangan hanya divonis 3-6 bulan
penjara. "Sebelum Cikeusik, intimidasi biasanya dilakukan oleh polisi dan
pejabat pemerintah daerah. Tapi, setelah itu, personel TNI ikut
mengintimidasi."
Intimidasi oleh
personel TNI, kata Firdaus, dilakukan dengan mendatangi rumah jemaah dan
meminta mereka meninggalkan Ahmadiyah. Intimidasi itu hilang setelah sejumlah
lembaga pegiat hak asasi, seperti Human Rights Working Group serta Komisi untuk
Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, menemui Moeldoko. Menurut Firdaus,
Moeldoko langsung menarik semua personel TNI di wilayah Ahmadiyah.
Jenderal
Moeldoko membantah adanya Operasi Sajadah. Lulusan terbaik Akademi Militer
tahun 1981 itu mengatakan operasi militer memerlukan biaya, target, dan waktu
pelaksanaan. "Anggarannya saja tidak ada," katanya. Moeldoko justru
mengaku berupaya mencegah kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah. "Saya tidak
setuju ada pembakaran masjid. Itu tidak benar."
Menurut
Moeldoko, salah satu akar konflik yang melibatkan jemaah Ahmadiyah adalah
komunikasi. "Orang Ahmadiyah bersikap tertutup, sehingga akhirnya yang
non-Ahmadiyah curiga," katanya. Moeldoko mengaku meminta kelompok
penentang berdialog dengan jemaah Ahmadiyah. Pun dia mengaku mengerahkan
personel untuk mencegah konflik. "Sejak saya menjadi Pangdam, tak ada
penyerangan terhadap Ahmadiyah."
Direktur Program
Imparsial, Al Arafat, membenarkan ada dugaan bahwa Moeldoko punya keterkaitan
dengan intimidasi terhadap jemaah Ahmadiyah. Tapi hasil penelusuran Imparsial
menunjukkan belum ada bukti yang menunjukkan keterkaitan Moeldoko. "Ada
fakta yang menunjukkan operasi itu bukan operasi militer yang
intimidatif."
Wakil Ketua DPR
Priyo Budi Santoso meyakini Moeldoko tetap mendapat dukungan dari Dewan. (WAYAN
AGUS|SUNDARI | PRAM0N0 | AKBAR | DIAN KURNIATI), Sumber: Koran Tempo (01 Agustus
2013/Kamis, Hal 07)