Rencana
kedatangan tank kelas berat (MBT) Leopard 2A4 sebanyak 100 unit untuk TNI AD,
Oktober depan, menandai makin sengitnya rivalitas persenjataan antara
negara-negara ASEAN. Modernisasi peralatan militer kian terasa riuh rendahnya.
Mereka berlomba membeli atau membangun industri persenjataan untuk memerkuat
pertahanan masing-masing.
Suasana
rivalitas makin kentara khususnya untuk negara yang secara geografis
bertetangga. Apalagi bila masalah perbatasan belum sepenuhnya jelas, potensi
konflik ibarat api dalam sekam. Indonesia dan Malaysia tidak lepas dari rivalitas
tersebut. Sejak lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari tangan Indonesia
kepada Malaysia, keduanya pernah terlibat konflik bersenjata seperti di
perairan Ambalat.
Tak hanya di
laut, di darat, perbatasan sepanjang ratusan kilometer itu sudah terbukti
kerap memicu ketegangan. Dalam konteks konflik perbatasan di darat, peranan
kendaraan tempur seperti tank amat penting dalam menguatkan militer penjaga
perbatasan.
Tank buatan
Malaysia bekerja sama dengan Polandia memperkuat Angkatan Darat Malaysia. Malaysia
mengimbangi langkah Singapura melengkapi armada MBT dengan tank kelas berat
pada tahun 2007. Anggaran senilai US$370 juta disiapkan untuk memesan tank kepada
Bumar Labedy Polandia. Anggaran itu untuk belanja 48 unit PT-91M dan 15 unit
kendaraan pendukung.
Pengiriman batch
terakhir tank PT-91M selesai pada 2009. Tank PT-91M pada mulanya merupakan
pengembangan dari tank T-72M produksi Polandia, lisensi dari eks-Uni Soviet.
Tank PT-91M berbobot tempur 48,5 ton dengan senjata utama meriam 2A46MS
kaliber 125 mm, turet memuat 40 butir munisi meriam, kecepatan tembak sebanyak
8-10 tembakan per menit.
Senjata tambahan
berupa senapan mesin sedang FN MAG 7,62 mm yang koaksial dengan meriam dan
senapan mesin berat anti-pesawat FN M2 HB 12,7mm. Berdapur pacu diesel PZL-Wola
S-1000R berdaya 1000 HP, sanggup memacu tank maksimum 60 km/ jam. Turet dan
badan tank dilapisi ERA Erawa untuk menambah perlindungan tank terhadap
serangan proyektil HEAT dan misil.
Tank yang
dijuluki "pendekar" ini memakai sistem kendali tembakan SAGEM
Savan-15, alat bantu penglihatan panoramik optronik SAGEM V1GY 15, sistem
navigasi giro-inersia laser SIGMA-30, sistem stablisasi turet E AD S EPS72,
sistem peringatan laser PCO SSP-1 Obra-3, peluncur granat 81 mm ZM Dezamet
902A. Tank PT-91 M Pendekar melengkapi pasukan elit AB Malaysia Korps Lapis
Baja Resimen Ke-11.
Di Singapura,
tergolong negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki MBT sejak 1975 berupa
tank bekas Centurion Mk3 dan Centurion Mk7 yang dibeli dari India dan dari
Israel pada 1993-1994, total sekitar 100 unit. Semua tank Centurion di-upgrade
dengan bantuan teknologi Israel. Tank Centurion merupakan MBT buatan Inggris
dengan masa produksi dan periode aktif yang sangat panjang mulai dari pasca
Perang Dunia II hingga sekarang.
Berbobot 52 ton
dan diawaki empat personel, semua Centurion telah di-upgrade senjata utamanya
ke meriam Royal Ordnance L7 kaliber 105 mm. Dengan bantuan Israel, Centurion
Singapura dimodif dengan mesin dan transmisi baru. Mesin dari Roli Royce Comet
diganti dengan mesin diesel Continental AVDS-1790-2A dan transmisi Allison
CD850-6. Modifikasi juga melingkupi stabilizer meriam, sistem kontrol tembakan,
senapan mesin berat anti-pesawat kaliber 12,7 mm, sistem komunikasi, dan
pemasangan bata pelindung aktif ERA Blazer.
Akhir 2006,
Singapura menambah kekuatan MBT dengan membeli tank Leopard 2A4 bekas dari
stok militer Jerman sebanyak 96 unit. Di Singapura tank di-upgrade dengan
penambahan zirah (armour) komposit AMAP buatan IBD Deisenroth Engineering
Jerman. Leopard 2 adalah MBT andalan Jerman produksi Kraus-Maffei Wegman (KMW)
di Muenchen selama dekade 1980-an.
Berbobot tempur
55,15 ton untuk tipe Leopard 2A4, diawaki empat personel, senjata utama meriam
Rheinmetall L55 kaliber 120 mm berdaya tembak efektif 4-5 km dengan munisi
APFSDS maupun HEAT-Frag namun bisa menembakkan juga rudal anti-tank LAHAT
berdaya jangkau lebih dari 6 km. Senjata tambahan senapan mesin MG3A1 kal. 7,62
mm, bermesin diesel MTU 12 silinder MB 873- Ka 501 dengan 2 turbo-char ger
berdaya 1500 HP.
Mesin diesel
berdaya besar tersebut mampu menggerakkan Leopard 2 maksimum 68 km/jam menjadikan
tank ini sebagai salah satu tank berat bermesin diesel tercepat, hampir
menyamai tank M1A2 Abrams yang bermesin turbin gas berdaya sama. Varian 2A4
mendapat perbaikan pada sistem pemadam api otomatis, sistem kendali tembakan
digital, dan perkuatan zirah pada turet. Sistem kendali Leopard 2 sangat
andal sebagai MBT modern generasi ketiga, memiliki alat bantu penglihatan
siang dan malam baik lensa maupun kamera, pencitraan thermal, dan pengukur
jarak laser.
Indonesia memang
tidak sedang berperang melawan Malaysia dan Singapura, akan_tetapi perimbangan
kekuatan militer merupakan keunggulan suatu negara terhadap negara lainnya.
Oleh karena pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) mutlak menjadi
persyaratan untuk menjadi negara unggul di kawasan Asia Tenggara. (han/cakidur.word-press.com/
3— berbagai sumber), Sumber Koran: Pelita (14 Agustus 2013/Rabu, Hal. 20)