Jum'at, 02
Agustus 2013 , 18:34:00
JAKARTA--Badan
Intelijen Negara (BIN) menyatakan penembakan terhadap mobil ambulans milik
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Puncak Jaya, terjadi karena aparat
lengah. Dalam ambulans itu juga terdapat anggota TNI. Namun, yang terkena
tembakan adalah seorang pegawai Dinas Kesehatan, Erik Yoman.
"Di Papua itu mereka selalu melihat
saat-saat lengah, apabila ada prajurit yang lengah pasti itu berpotensi menjadi
korban," ujar Kepala BIN Letjen Marciano Norman di kantor Kepresidenan,
Jakarta, Jumat, (2/8).
Oleh karena itu, sambung Marciano, aparat
keamanan di Papua harusnya lebih waspada dan siaga dalam menghadapi kemungkinan
serangan dari kelompok separatis bersenjata.
Marciano menduga kelompok bersenjata itu
sengaja melakukan penembakan untuk membuktikan bahwa saat ini pergerakan mereka
terus dilakukan untuk melawan pemerintah. Marciano menyatakan, peristiwa
penembakan di Papua akan sulit diberantas jika masih ada kelompok-kelompok
seperti OPM tersebar di wilayah itu.
"Intinya eksistensi mereka dipelihara untuk
menunjukkan bahwa mereka itu ada. Selama OPM itu masih ada, gerakan yang
membuat jatuh korban di berbagai pihak itu akan tetap ada," sambung
Marciano.
Sejauh ini, Marciano menyatakan, tidak perlu
ada operasi darurat menanggapi peristiwa penembakan itu. Menurutnya, hanya
butuh partisipasi masyarakat membantu aparat untuk menjaring penembak-penembak
misterius. Ia pun menyatakan tidak perlu ada penambahan pasukan baik dari TNI
maupun Polri. (flo/jpnn)