Rabu, 21 Agustus
2013 | 17:09
Jakarta - Calon
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengaku, militer Indonesia selalu memberi
perhatian kepada masyarakat di dua wilayah yang kerap dilanda isu separatisme,
yakni Aceh dan Papua. Tentunya perhatian tersebut mulai dari sikap tegas hingga cara-cara
persuasif.
Sebagai contoh,
terkait pengibaran bendera separatis yang kerap terjadi, Moeldoko mengatakan,
para komandan TNI AD di wilayah itu selalu berpatroli dan menurunkan
bendera-bendera yang dinaikkan.
"Sudah
tegas. Tetapi persoalannya habis diturunkan, dinaikkan lagi. Turun, naik lagi.
Lama-lama membosankan juga," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu
(21/8).
Karena itu,
lanjut Moeldoko, yang terpenting bagi TNI adalah selalu berupaya keras dan
tegas untuk mengingatkan elemen masyarakat bahwa separatisme tak dibolehkan
oleh Negara.
Langkah
demikian, kata dia, dilakukan bersamaan dengan cara-cara persuasif. Misalnya,
setiap tahun memberi jatah kepada putra daerah untuk menjadi Taruna Akademi
Militer (Akmil). Kebijakan tersebut merupakan salah satu upaya persuasif yang
sudah didiskusikan TNI dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan)
"Misalnya
dari Papua ada 32 putra menjadi taruna. Kita punya atensi yang serius terhadap
putra daerah," tegasnya. Sumber : www.beritasatu.com