Selasa, 9 Juli 2013
| 12:46
[JAYAPURA] Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Tentara Pembebasan Nasional Papua Bara-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM),
mengakui bahwa senjata anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), berada di
tangan mereka.
Salah satu senjata
TNI yang dimiliki TPN-OPM, adalah senjata yang dirampas dari tangan Letda I
Wayan Sukarta, pada 25 Juni lalu. Dalam peristiwa itu, Wayan Sukarta, yang
sedang dalam perjalanan pulang dari tugas ke Distrik Jigonikme, Kabupaten
Puncak Jaya, tewas ditembak anggota TPN-OPM. Wayan Sukarta, saat itu bersama
dua anggotanya, Prada Andi dan Prada Supiyoko menggunakan mobil ford ranger,
bersama sopir, Tono. Tono juga ikut tewas ditembak TPN-OPM.
“Ya, senjata itu
ada di markas kami,” kata Sekjend
TPNPB-OPM, Anton Tabuni kepada SP, Senin (8/7).
Menurutnya, penembakan itu dilakukan karena perjuangan TPNPB-OPM untuk
menuntut kemerdekaan.
“Pemerintah
Indonesia tidak mau mengakui kedaulatan kami, kami harus terus berjuang,”
katanya
Anton Tabuni
meminta, TNI jangan main tembak masyarakat sipil. “Kalau mau cari kami, silahkan saja, tapi
jangan tembak warga sipil,” ujarnya.
Sementara Kabid
Humas Polda Papua Kombe Pol I Gede Sumerta Jaya mengatakan, penembakan terhadap
Wayan Sukarta dan Tono, terjadi di tikungan jembatan beton, jalan trans arah
Puncak Jaya ke Kabupaten Tolikara.
"Terjadi kontak senjata, pelaku diduga lebih dari 7 orang, dan mereka
merampa senjata laras panjang," kata
Gede Sumerta Jaya.
Pada saat terjadi
kontak senjata, tambahnya, Andi dan Supiyoko, sempat meminta bantuan ke Pos
Ilu. Namun, ketika bantuan datang, Wayan Sukarta dan Tono sudah meninggal.
Selain merampas
senjata, para pelaku juga membakar mobil ford ranger DS 8832 KA, yang
dikendarai Wayan Sukarta dan anggotanya.
Kekerasan bersenjata terus
terjadi di Papua. Korban berjatuhan baik di kubu OPM, TNI, Polri, bahkan warga
sipil .
Dalam catatan SP,
kekerasan antara 16 Juni hingga 1 Juli 2013, menewaskan dua warga sipil dan
satu anggota TNI.
Pada 16 Juni,
ratusan warga merusak dan membakar Markas Polres Pegunungan Bintang. Kasus ini
diduga akibat perkelahian antara anggota polisi dengan warga. Akibatnya,
seorang anggota polisi mengalami luka-luka akibat terkena panah dan satu orang
warga terkena luka tembak di kaki.
Tanggal 1 Juli
2013, bendera Bintang Kejora dikibarkan
di Puncak Jaya dan Keerom, saat perayaan HUT Papua Barat. Seorang gadis belia
asal Tiom, Lany Jaya, bernama ArlinceTabuni (12) tertembak dan meninggal, Senin (1/7) di Desa
Popomi, Distrik Tiom, Lany Jaya. [154]