Rabu, 31 Juli 2013

Anggota DPR Akan Tagih Komitmen Moeldoko Soal Reformasi TNI



Selasa, 30 Juli 2013 19:44 WIB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan satu nama sebagai calon Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono. Calon tunggal itu adalah Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko. Dalam Uji Kelayakan dan Kepatutan di DPR kelak, Moeldoko akan dimintai pandangan dan penyikapan seputar penuntasan reformasi di dalam tubuh TNI.

"Kami sudah tentu akan menggali sejauh mana komitmen Moeldoko dalam menyelesaikan pekerjaan rumah reformasi internal TNI," kata anggota Komisi I DPR, Helmy Fauzi dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Seperti diketahui, Jenderal Moeldoko dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang pensiun sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Moeldoko dilantik pada tanggal 22 Mei lalu.

Sebelum menjadi KSAD, lulusan terbaik (adhi makayasa) Akmil 1981 pernah menjabat posisi Wakil KSAD. Ia juga sempat menjadi Kasdam Jaya (2008), Pangdivif 1/Kostrad (2010), Pangdam XII/Tanjungpura (2010), Pangdam III/Siliwangi (2010), dan Wakil Gubernur Lemhannas (2011). Moeldoko akan menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang pensiun pada 25 Agustus 2013.

Saat menjadi Pangdam III/Siliwangi, pria kelahiran 8 Juli 1957 itu pernah menjadi buah bibir ketika melancarkan 'Operasi Sajadah' pada tahun 2011. Operasi ini disebut-sebut bersinggungan dengan Jemaat Ahmadiyah di Jawa Barat.

Menurut Helmy, tugas Panglima TNI mendatang sangat berat. Selain ada momentum Pemilu dan Pilpres 2014, masih ada beberapa agenda reformasi internal yang mangkrak. Mereka antara lain revisi UU Peradilan Militer, ancaman non tradisional, transparansi dan efisiensi anggaran pertahanan.

"Sudah semestinya jika Moeldoko jadi Panglima TNI maka kekuatan teritorial di perkotaan digeser ke pengamanan perbatasan serta pulau terluar lebih diutamakan," ujar Helmy.

Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini menambahkan dalam Fit and Proper Test di Komisi I pada Agustus mendatang, Moeldoko juga akan ditanyai seputar pemenuhan Minimum Essential Forces 2014. Apalagi saat ini disinyalir masih banyak praktik off budget dalam operasi dan kebutuhan personel.

"Saatnya Panglima TNI yang baru nanti menghapus semua pembiayaan off budget demi menjaga profesionalitas militer dan kami akan menagih janji ini," tegasnya.

Terkait tahun politik, Helmy mengaku akan menanyakan komitmen Moeldoko terhadap politik praktis. Apalagi, pada 8 Juli silam, Moeldoko sempat mengumpulkan elite untuk membahas sejumlah isu.

"Dalam kacamata reformasi TNI, pertemuan dengan elit politik itu tidak beri persepsi positif dan bisa disalahgunakan. Karena 2014 sudah sebentar lagi maka komitmen menjaga netralitas menjadi penting," pungkasnya.

Pada pertemuan 8 Juli,  Moeldoko mengundang  sejumlah tokoh nasional untuk berbicara soal isu kebangsaan. Mereka antara lain politisi PAN Amien Rais, mantan Menpora Adhyaksa Dault, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua MUI Maruf Amin  dan pengusaha Setiawan Djodi. Acara tersebut bertajuk 'Silaturahmi KSAD dengan Para Tokoh Guna Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa'.