Senin, 22 Juli 2013 | 14:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta menghadirkan saksi Joko Kurniawan, personel kemanan Hugo's Cafe. Dia merupakan seorang saksi penganiayaan dan pembunuhan anggota Kopassus Sersan Kepala Heru Santoso yang terjadi pada 19 Maret 2013. Kejadian ini dijadikan dalih oleh para tersangka menyerang dan membunuh empat tahanan titipan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman, Yogyakarta.
Joko mengatakan penganiaya Heru Santoso tak cuma empat orang. "Yang menganiaya korban lebih dari 8 orang," kata Joko saat memberikan kesaksian di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Senin, 22 Juli 2013.
Keterangan Joko mengenai jumlah tersangka ini berbeda dari hasil penyidikan polisi. Selama ini polisi menyatakan empat orang sebagai tersangka. Mereka termasuk delapan orang yang disebut Joko sebagai penganiaya Heru. Mereka merupakan tahanan yang dititipkanan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Deki, Juan, Dedi dan Ade. Keempat tahanan ini tewas ditembak Ucok dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan. Polisi kini telah menghentikan kasus pembunuhan dan penganiayaan Heru karena tersangka telah meninggal.
Joko memberi kesaksian mengenai kronologi penganiayaan Heru Santoso. Penasihat hukum terdakwa Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon dan kawan-kawan menanyakan kronologi kejadian di Hugo's Cafe, Jalan Laksda Adi Sucipto kilometer 8,5 Sleman itu.
Menurut Joko, Dedi dan Deki tiba di Hugo's sekitar pukul 02.30 WIB. Deki dan Dedi datang duluan diikuti oleh teman-temannya. Rata-rata tiga kali sepekan Deki bersama sepuluhan orang datang ke Hugo's. Mereka tak pernah mau membayar setiap masuk ke Cafe, bahkan untuk membayar minuman yang diminum.
Beberapa saat kemudian terjadi keributan di luar cafe. Saat itu pula terjadi keributan di dalam cafe di ujung meja bar. Dedi dan Deki memang sering membuat keributan. "Awalnya korban (Santoso) hanya senggolan dengan Deki," kata Joko.
Saat ada keributan di dalam cafe, Joko mendekat dan melerai. Saat itu terdengar Deki bertanya kepada Santoso "kamu dari mana" lalu dijawab oleh Santoso "saya dari Kopassus". Kemudian Dedi menyahut "terus ngapain kalau kamu dari Kopassus, kalau mau perang, perang saja".
Lalu terjadi pemukulan, Dedi dan Deki memukul dengan botol minuman keras yang modelnya kotak dan tebal ke kepala Santoso. Dedi yang sudah membawa badik langsung menusuk dada sebelah kiri Santoso.
Saat sudah tidak berdaya, rombongan Deki terus menganiaya korban. Lemparan gelas pun juga dilakukan oleh kelompok Deki ini. Bahkan saat sudah diselamatkan ke luar cafe pun, rombongan Deki terus menghajar dan menginjak-injak korban.
Saat sudah bersimbah darah, Santoso lalu dimasukkan ke dalam taksi. Ia akan dibawa ke Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Saat itu pula, menurut saksi, Dedi dengan tangan yang berlumur darah Samtoso berteriak "saya bangga telah bunuh orang, saya bangga sekali". (MUH. SYAIFULLAH)