Senin, 8 Juli 2013
| 13:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com
— Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, di
Indonesia tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Untuk itu, ia menjamin tidak
akan terjadi kudeta militer seperti yang terjadi di Mesir.
"Yang jelas
saya tegaskan, TNI AD tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Jadi sudah sangat
tegas. Jangan berharap untuk itu (kudeta)," kata Moeldoko seusai acara
silaturahim di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Moeldoko
mengatakan, pihaknya saat ini terus memperkuat jajaran internal TNI AD dan
budaya prajuritnya menjadi lebih baik. Moeldoko enggan mengomentari dari
kondisi politik yang ada saat ini.
"Kita tidak
pada posisi melihat itu. Saya lebih senang melihat internal dulu. Memperkuat
internal, memperkuat budaya prajurit saya, budaya organisasi, hingga prajurit
saya satu sisi punya prajurit yang profesional, sisi lain mereka betul-betul
bisa menangkap keinginan rakyat," terangnya.
Kudeta di Mesir
Seperti diketahui,
militer Mesir menggulingkan presiden pertama negara itu yang dipilih secara
demokratis, Muhammad Mursi, Rabu (3/7/2013) malam. Ketua Mahkamah Agung Mesir,
Adly Mansour, ditunjuk sebagai pemimpin sementara. Jenderal Abdel Fattah
al-Sisi mengatakan, militer memenuhi "tanggung jawab sejarah" untuk
melindungi negara dengan mengusir Muhammad Mursi, pemimpin Islam berpendidikan
Barat yang terpilih dalam pemilu tahun lalu.
Menurut Sisi, Mansour
akan memiliki kekuatan untuk mengeluarkan deklarasi konstitusional selama
periode sementara dan akan "membangun pemerintahan yang kuat dan
beragam". Keriuhan meledak menyusul pengumuman militer itu, yang
disampaikan Rabu (3/7/2013) pukul 15.00 waktu Mesir, atau Kamis (4/7/2013)
pukul 02.00 waktu Indonesia.
Namun, pendukung
Mursi di sisi lain bersumpah akan menentang kudeta ini sembari meneriakkan,
"Ganyang pemerintahan militer" dan "Alun-alun memiliki satu juta
martir". Dalam pernyataan yang di-posting di akun Facebook dan Twitter
kepresidenan, Mursi mengatakan, penjatuhan dirinya oleh militer ini masuk
kategori yang seharusnya ditolak oleh semua orang bebas bangsa ini.
"Presiden—yang
juga panglima tertinggi angkatan bersenjata—mengatakan semua warga negara,
sipil dan militer, para pemimpin dan tentara, harus mematuhi konstitusi dan
tidak harus menanggapi kudeta yang membawa Mesir ke belakang," kata Mursi,
di laman sosial media itu. (Inggried Dwi Wedhaswary)