Selasa, 09 Juli 2013

Moeldoko: TNI AD Tak Punya Tradisi Kudeta


Senin, 8 Juli 2013 | 13:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, di Indonesia tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Untuk itu, ia menjamin tidak akan terjadi kudeta militer seperti yang terjadi di Mesir.

"Yang jelas saya tegaskan, TNI AD tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Jadi sudah sangat tegas. Jangan berharap untuk itu (kudeta)," kata Moeldoko seusai acara silaturahim di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Senin (8/7/2013).

Moeldoko mengatakan, pihaknya saat ini terus memperkuat jajaran internal TNI AD dan budaya prajuritnya menjadi lebih baik. Moeldoko enggan mengomentari dari kondisi politik yang ada saat ini.

"Kita tidak pada posisi melihat itu. Saya lebih senang melihat internal dulu. Memperkuat internal, memperkuat budaya prajurit saya, budaya organisasi, hingga prajurit saya satu sisi punya prajurit yang profesional, sisi lain mereka betul-betul bisa menangkap keinginan rakyat," terangnya.

Kudeta di Mesir
Seperti diketahui, militer Mesir menggulingkan presiden pertama negara itu yang dipilih secara demokratis, Muhammad Mursi, Rabu (3/7/2013) malam. Ketua Mahkamah Agung Mesir, Adly Mansour, ditunjuk sebagai pemimpin sementara. Jenderal Abdel Fattah al-Sisi mengatakan, militer memenuhi "tanggung jawab sejarah" untuk melindungi negara dengan mengusir Muhammad Mursi, pemimpin Islam berpendidikan Barat yang terpilih dalam pemilu tahun lalu.

Menurut Sisi, Mansour akan memiliki kekuatan untuk mengeluarkan deklarasi konstitusional selama periode sementara dan akan "membangun pemerintahan yang kuat dan beragam". Keriuhan meledak menyusul pengumuman militer itu, yang disampaikan Rabu (3/7/2013) pukul 15.00 waktu Mesir, atau Kamis (4/7/2013) pukul 02.00 waktu Indonesia.

Namun, pendukung Mursi di sisi lain bersumpah akan menentang kudeta ini sembari meneriakkan, "Ganyang pemerintahan militer" dan "Alun-alun memiliki satu juta martir". Dalam pernyataan yang di-posting di akun Facebook dan Twitter kepresidenan, Mursi mengatakan, penjatuhan dirinya oleh militer ini masuk kategori yang seharusnya ditolak oleh semua orang bebas bangsa ini.

"Presiden—yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata—mengatakan semua warga negara, sipil dan militer, para pemimpin dan tentara, harus mematuhi konstitusi dan tidak harus menanggapi kudeta yang membawa Mesir ke belakang," kata Mursi, di laman sosial media itu. (Inggried Dwi Wedhaswary)