Kamis, 4 Juli 2013, 13:01
VIVAnews - Sidang kasus penyerangan dan
pembunuhan di Lapas Cebongan oleh 12 oknum anggota Kopassus Grup 2 Kandang
Menjangan Kartosuro, Jawa Tengah kembali digelar di Pengadilan Militer II-11
Yogyakarta, Kamis 4 Juli 2013.
Sidang hari ini mendengarkan keterangan saksi
dari lima tahanan Lapas Cebongan Yogyakarta yang tinggal di Sel A-5.
Lima saksi itu yakni, Suratno, Hendiana,
Setiawan, Tego Waseso dan Arif Nugroho. Mereka akan bersaksi untuk tiga
terdakwa, Serda Ucok Tigor Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto, dan Koptu Kodik.
Setiawan yang diberi kesempatan untuk
memberikan keterangan kepada Oditur Militer menceritakan detik-detik penembakan
di Sel A-5 yang menewaskan Dicky Cs.
Berawal Jumat 22 Maret 2013 siang, datang 11
tahanan titipan dari Polda DIY yang ditempatkan di Sel A-5.
Pukul 16.00 WIB seluruh tahanan yang berjumlah
35 orang masuk ke dalam sel dan sel dikunci oleh petugas Lapas.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Setiawan mengaku
sudah mengantuk dan tertidur di dekat jendela. Kira-kira pukul 00.15 WIB, Sabtu
23 Maret, dirinya terbangun karena ada suara gaduh dari luar sel.
"Dari teralis sel ada orang bertanya mana
Dicky? Mana Dicky," kata Setiawan menirukan.
Orang berteriak yang dimaksud mengenakan sebo
(penutup kepala) sambil membawa senjata laras panjang. Setelah berteriak
mencari Dicky, orang tersebut meminta semua tahanan untuk berkumpul menjadi
satu.
"Seluruh isi sel berkumpul di sisi timur
dalam kondisi duduk, kecuali Dicky, Deddy dan Juan yang memilih bersembunyi di
sel sisi barat dekat dengan kamar mandi. Sedangkan Adi (salah satu rombongan
Dicky) bergabung dengan kita," jelasnya
"Saat sebelum berkumpul itu saya sempat
bilang ke Dicky, Anda dicari," tambahnya.
Sesaat kemudian petugas Lapas Tri Widodo
membuka pintu Sel A-5 dan masuk satu orang dengan sebo dan langsung menembak
Dicky dan dua temannya.
"Setelah menembak Dicky dan dua temannya,
pelaku keluar sel," katanya
Namun sesaat kemudian pelaku masuk kembali
menanyakan, "Mana satunya lagi, yang dari Ambon." Saat itu Adi duduk
di barisan paling belakang berdekatan dengan kamar mandi.
"Pelaku langsung menembak Adi. Setelah
menembak datang satu orang yang menggunakan sebo menepuk pundak pelaku dan
menarik keluar sel tahanan," ucapnya.
Sebelum keluar, pelaku sempat berbicara kepada
tahanan yang dikumpulkan, "Kalian semua aman. Selamat melanjutkan
hidup." Pelaku lalu meminta tahanan bertepuk tangan.
"Kita pun bertepuk tangan meski
ketakutan," tambah Suratno, saksi lain.
Suratno dalam kesaksiannya juga mengatakan pelaku
sebelum menembak Adi sempat mengganti magasin. Pelaku saat itu membawa handy
talkie (HT).
Setiawan dalam kesaksiannya juga mengatakan
bahwa, empat korban yang tewas ditembak lebih dari satu kali. Bahkan ada yang
tiga kali tembakan.
"Dicky, Deddy dan Juan ditembak di bagian
dada serta perutnya. Sedangkan Adi di bagian perut. Semuanya lebih dari satu
kali tembakan," katanya
Setelah peristiwa penembakan selesai, datang
petugas lapas dan mengumpulkan 31 penghuni Sel A-5 ke aula lapas dan
memindahkan tahanan ke beberapa sel lainnya.