07 Juli 2013 | 22:20:21
oleh Oscar Ferri
Liputan6.com, Banda Aceh :
Bencana gempa berkekuatan 6,2 skala richter mengguncang Kabupaten Bener Meriah
dan Aceh Tengah pada Selasa 2 Juli 2013. Banyak korban dampak gempa yang mesti
dibantu.
Para petugas tim
evakuasi, baik dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Polri, sampai TNI diterjunkan untuk membantu
mereka yang menjadi korban. Tapi, bukan berarti pengorbanan untuk membantu
korban, tanpa disertai pengorbanan lain.
Seperti yang
dirasakan oleh seorang anggota TNI Angkatan Darat yang enggan disebutkan
identitasnya itu. Dia ditugaskan untuk menjadi tim evakuasi di Desa Serempah,
Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Padahal, rumah dia sendiri di Kecamatan Silih
Narah, Aceh Tengah, juga rusak akibat gempa.
"Sekali goyang
lagi, bisa rubuh itu, Mas," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com
di Serempah, Sabtu (6/7/2013).
Dia harus rela
meninggalkan anak dan istrinya untuk beberapa hari ke depan demi tugas mulia
ini. Karenanya dia sering menelepon istrinya untuk sekadar memantau keadaan
keluarganya.
"Ini perintah.
Ini tugas demi negara dan masyarakat. Mau tak mau kita harus terjun ke
lapangan," ujarnya.
"Baru kemarin
sore saya sempat pulang. Alhamdulilah mereka dalam keadaan baik," katanya.
Pria yang bertugas
di sebuah Komando Distrik Militer di Aceh ini tidak sendiri. Banyak
rekan-rekannya juga harus meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk menjadi tim
evakuasi ini.
"Teman-teman
saya banyak juga yang seperti saya. Tapi kalau yang masih bujang mungkin lebih
enak, tapi kalau yang seperti saya, rasa khawatir kepada keadaan keluarga yang
ditinggal itu pasti selalu ada," ungkap dia. (Ali/Yus)