Ronny mengungkapkan, hingga kemarin sore, ada 120
narapidana masih berada diluar lapas. Data yang tercatat di Lapas Tanjung
Gusta, narapidana yang melarikan diri ada 218 orang dari jumlah total 2.599
orang. Kini kepolisian telah berhasil menangkap kembali 78 narapidana,
sedangkan 20 napi menyerahkan diri.
Rinciannya, jumlah narapidana yang ditangkap di
wilayah hukum Polresta Medan ada 29 orang, Polres Pelabuhan Belawan 41 orang,
Polres Langkat 5 orang, Polres Siantar 1 orang, dan Polres Aceh Timur 2 orang.
Napi yang menyerahkan diri ke Lapas Klas IIA Anak di Kota Medan ada 10 orang,
ke Lapas Klas I Medan 4 orang, dan rutan Klas I Medan 6 orang.
"Diimbau agar mereka yang belum kembali untuk
menyerahkan diri ke kantor polisi atau rumah tahanan atau lapas terdekat untuk
diserahkan ke Lapas Tanjung Gusta Medan," kata Ronny di Jakarta kemarin.
Polisi juga menjamin akomodasi dan transportasi dari kantor polisi atau lapas
tempat narapidana menyerahkan diri ke Lapas Tanjung Gusta.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri
Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, dari 120 tahanan itu 4 orang di
antaranya narapidana terorisme. Mereka adalah Agus Sunyoto alias Sayafudin
alias Gaplek, Nibras alias Arab alias Wawan, Abdul Gani Siregar alias Gani, dan
Fadli Sadama. Nama terakhir, menurut keterangan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Purn Ansyad Mbai, dianggap
narapidana terorisme paling berbahaya.
Boy mengatakan, saat ini seluruh jajaran Polda
Sumatera Utara masih tetap melakukan pencarian ke seluruh wilayah Sumut dengan
cara menggelar razia dan menurunkan tim pencari. Tim ini bergabung dengan
petugas lapas dan aparat TNI.
Boy menyatakan polisi akan terus bekerja, tidak
hanya mencari para narapidana terorisme yang lolos, namun juga berupaya
menciptakan rasa aman untuk masyarakat. Lebih lanjut Boy mengungkapkan,
kepolisian mengharapkan dukungan masyarakat untuk melaporkan jika mengetahui
ada narapidana yang hingga kini masih lolos dari pengejaran.
Jika ada yang sengaja menyembunyikan napi,
kepolisian juga tidak segan-segan bertindak. Polisi menduga ada narapidana
yang sudah keluar dari Sumatera Utara. "Karena itu kami membentuk tim
pemburu dan pengejar napi yang bekerja lintas wilayah," ujar Boy.
Sementara itu,Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham)
Denny Indrayana menyatakan tidak akan mundur dari jabatannya. Alasannya,
perjuangan melawan mafia tidak boleh menyerah dan tetap maju. "Untuk perjuangan
melawan korupsi, narkoba, terorisme, dan para mafia lain, pilihannya hanya
satu, yaitu terus maju, pantang menyerah. Karena menyerah berarti kalah,"
tandas Denny di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan, apa yang dilakukannya selama
menjadi wakil menteri merupakan bentuk perjuangan dalam melawan mafia korupsi,
terorisme, dan narkoba yang saat ini masih marak. Melawan para mafia itu,
menurut Denny, memang banyak menimbulkan perlawanan dari orang-orang yang
terlibat dalam lingkaran kejahatan tersebut. "Padahal dalam perjuangan
melawan para mafia itu kita harus menang, kalah bukan pilihan," paparnya.
Meski demikian, Denny menyatakan siap
menghadapi konsekuensi apapun dalam upaya memerangi mafia itu. (krisiandi & sacawisastra/alif ahmad)