Sabtu, 29 Juni 2013
, 05:56:00
JAKARTA - Pihak TNI
Angkatan Darat mengaku siap 24 jam menerima penyerahan diri para DPO teroris.
Semua pos TNI akan siaga dan siap berkoordinasi dengan kepolisian.
"Seperti yang terjadi di Poso tadi pagi (kemarin, red). Kita siap
fasilitasi," ujar Kadispenad Brigjen Rukman Ahmad pada wartawan di sela
acara olahraga bersama di Jakarta kemarin (29/06).
Seorang buronan
teroris atas nama Sugiyatno menyerahkan diri ke markas komando distrik militer
1307 Poso, Sulawesi Tengah kemarin. Sugiyatno adalah satu dari 22 DPO terkait
kelompok Santoso atau yang sering disebut kelompok mujahidin Indonesia Timur.
Sugiyatno lalu
diantarkan ke Mapolres Poso oleh anggota TNI dari Kodim 1307. Sugiyatno membantah
terlibat dalam perencanaan dan latihan militer di hutan Tamanjeka yang
dituduhkan.
Informasi yang
dihimpun koran ini, Sugiyatno memilih menyerah di pos tentara karena takut akan
diperlakukan kasar jika langsung menyerahkan diri ke polisi. Dia juga
mengkhawatirkan keselamatan keluarganya.
Menurut Kadispenad,
TNI tidak punya wewenang langsung untuk melakukan penangkapan teroris. Sebab,
itu adalah wilayah kerja polisi. Namun, sesuai UU Anti Terorisme, TNI bisa
melakukan tugas perbantuan.
"Kalau ada
buronan yang menyerahkan diri tentu akan kita amankan dulu. Kita cek
identitasnya dan setelah itu dikomunikasikan dengan pihak terkait dalam hal ini
Densus 88 dan kepolisian," kata jenderal bintang satu itu.
Kapolres Poso AKBP
Susnadi saat dihubungi membenarkan adanya penyerahan diri Sugiyatno. Namun,
Susnadi membantah tersangka khawatir akan disakiti polisi. "Dia mencari pos keamanan yang
terdekat. Kami terima kasih ke pihak TNI AD karena sudah diproses dan diantar
ke Mapolres," katanya.
Saat ini, masih ada
21 DPO (daftar pencarian orang) terkait aksi terorisme di Poso. Mereka sebagian
besar berasal dari luar Poso dan sudah lama menjadi pendatang di kot tepian
Teluk Tomini itu.(rdl)