Bandung Barat, Panglima Komando Cadangan Strategis
Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan, Tim Ekspedisi
NKRI Koridor Sulawesi tahun 2013 banyak memperoleh temuan yang bisa dijadikan
masukan bagi pemerintah. Oleh karena itu, ekspedisi tersebut direncanakan
berkelanjutan di daerah-daerah lainnya.
"Kekayaan kita itu luar biasa, saat Tim
Ekspedisi Koridor Sulawesi terjun terdapat banyak temuan. Tindak lanjut ekspedisi
ini akan kita sampaikan pada pemerintah daerah dan pemerintah pusat," ujamya
usai penutupan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi tahun 2013, Sabtu (6/7) di Pusat
Pendidikan Kopassus di Batujajar Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Temuan tersebut menyangkut berbagai bidang diantaranya,
bidang flora dan fauna, geologi, pertambangan dan ditemukan juga potensi bencana
alam sebanyak 89 titik. Dijelaskan Pangkostrad, untuk bidang flora dan fauna
ditemukan 2.314 spesies, dibidang sosial budaya terdapat 163 jenis temuan yang
meliputi makam, rumah adat, sejarah, benda purbakala, alat musik tradisional,
mumi, meriam, ranjau laut, hingga Goa Jepang.
Sedangkan dibidang geologi ditemukan potensi emas,
batu bara, nikel, tembaga, platina, pasir besi, biji besi, gamping dan andesit
dan di bidang pertambangan ditemukan potensi panas bumi sebanyak 9 temuan, dan
sumber air panas 8 temuan.
Dikatakannya, rombongan ekspedisi yang diikuti
1.433 peserta selain TNI, diikuti juga oleh polisi, mahasiswa, ilmuwan,
pramuka, OKP, Ormas dan lainnya. Ekspedisi ini merupakan ekspedisi lanjutan
dari Ekspedisi Bukit Barisan Sumatera tahun 2011 dan Khatulistiwa Kalimantan
2012. Menurut Gatot, untuk ekspedisi selanjutnya akan dilaksanakan di Maluku
Utara. September tahun ini, mulai tahap perencanaan dengan tahap awal seleksi
peserta.
Sementara Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus
Sutomo berharap dengan adanya eskspedisi ini bisa meningkatkan naluri tempur,
khususnya TNI dan Polri. Karena dalam kegiatan tersebut, tim menempuh medan
yang sangat menantang. Dia juga menilai positif tentang ekspedisi ini.
"Kita mendata potensi alam yang ada untuk memberikan contoh keteladaan
kepada masyarakat, sebagai bahan kearifan lokal untuk mencintai daerah,"
ujarnya. (ck-221/1), Sumber Koran:
Harian Pelita (08 Juli 2013/Senin, Hal. 09)