JAKARTA, Tidak diperlukan jeda bagi purnawirawan
Tentara Nasional Indonesia yang berakhir masa dinasnya untuk menjadi politisi.
Proses konsolidasi politik saat ini makin matang sehingga purnawirawan TNI
tidak akan bisa memengaruhi jejaring teritorialnya setelah pensiun.
"Sejak tahun 2004 hingga 2013, warga negara
makin matang dalam berpolitik. Status purnawirawan militer cenderung tidak
lagi efektif untuk memengaruhi masa seperti era Orde Baru. Hal ini terlihat
dari semakin sedikitnya pimpinan kepala daerah yang berasal dari kalangan
militer," kata pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi
Wijayanto, saat dihubungi, Sabtu (20/7), di Jakarta.
Menurut Andi, tahun 2002 hingga 2004 selalu hadir
usulan regulasi dari kalangan masyarakat sipil untuk mengatur jeda waktu selama
lima tahun bagi purnawirawan TNI sebelum berpolitik. Upaya itu bertujuan untuk
menghindarkan pengaruh purnawirawan TNI bagi jejaring teritorialnya. Namun,
katanya, usulan tersebut tidak pernah diusulkan DPR.
Terkait dengan kegagalan sejumlah purnawirawan TNI
dalam pilkada, Andi menyimpulkan hal itu terjadi karena tidak dibangunnya
karier politik sejak awal di daerah tersebut. "Selama ini, karier militer
mereka di nasional," ujarnya.
Jangan seret
TNI
Di Magelang, Jawa Tengah, Jumat lalu, Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono berharap agar partai politik tidak mengajak atau
menyeret anggota TNI ikut berpolitik. "Percuma kami terus-menerus menegaskan
tentang netralitas TNI kalau parpol tetap merayu, mengajak anggota TNI
untuk berpolitik. Anggota TNI bisa saja kemudian ragu-ragu dan akhirnya memilih
meninggalkan panggilan tugas untuk kemudian menerjuni dunia politik," ujar
Agus Suhartono seusai upacara Prasetya Perwira pendidikan pertama perwira
prajurit karier TNI tahun 2013 di Akademi Militer Magelang.
Mengacu pada aturan, setiap anggota TNI baru boleh
terjun ke dunia politik setelah purnatugas atau mengundurkan diri dan disetujui.
Setiap anggota TNI selalu diimbau untuk menjaga netrallitas TNI.
Mendekati Pemilu dan Pemilihan Presiden 2014,
setiap anggota TNI diminta untuk berhati-hati dan tidak terlibat dalam
berbagai hal terkait politik, seperti pemasangan atribut saat kampanye. (K06/EGI), Sumber Koran: Kompas (22 Juli
2013/Senin, Hal. 04)