Senin, 15 Juli 2013
MAGELANG (Suara
Karya): Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) Bukan sekadar 'mawar penghias
taman'. Kowad juga harus menjadi 'melati pagar Bangsa'. Kowad harus mampu
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai Saptamarga, Sumpah Prajurit dan Delapan
Wajib TNI.
"Dengan
demikian, selain menjadi pelopor wanita Indonesia yang tidak ternodai dan tidak
luntur oleh pengaruh budaya negatif, Kowad juga harus bisa menunjukan jati diri
sebagai prajurit tangguh, pantang menyerah dalam menghadapi situasi
apapun," tegas Asisten Personel (Aspers) Kasad, Mayjen TNI Istu Hari
Subagio, dalam Pengukuhan Enam Prajurit Siswa Dikmapa PK Wanita TNI Matra Darat
TA 2013, di Gedung Sumartal Akmil Magelang, Jateng, Sabtu (13/7).
Aspers Kasad
mengingatkan, jangan ada satu orangpun anggota Kowad yang melakukan tindakan
tidak terpuji atau melanggar norma dan etika yang telah ditentukan. Baik secara
langsung atau tidak langsung. "Karena hal itu bakal merusak citra, harkat
dan martabat Kowad serta merugikan organisasi TNI Angkatan Darat,"
jelasnya.
Pengukuhan ini,
bertujuan mempertebal rasa cinta dan kebanggaan sebagai Prajurit Wanita
Angkatan Darat sekaligus diikat dengan Kode Etik Kowad 'Sad Satya Sri Sena'.
Kode Etik Kowad itu di ikrarkan memiliki makna yang sangat dalam. "Yaitu
sebagai prajurit dan warga masyarakat, yang memiliki peran untuk bisa
dilaksanakan dengan baik sesuai peran dan fungsi serta aturan yang
berlaku," terang Istu.
Dengan pengukuhan
ini pula, enam prajurit siswa Dikmapa PK Wanita TNI Matra Darat TA 2013 secara
resmi diterima dan dikukuhkan sebagai warga Kowad. Upacara pengukuhan dan
penerimaan ke dalam Kowad merupakan kegiatan Tradisi Korps. Tradisi tersebut
sebagai tanda di terimanya para Prajurit Siswa Dikmapa PK Wanita TNI Matra
Darat yang akan diwisuda panglima TNI 20 Juli 2013. (Pudyo Saptono)