RASA lelah dan letih belum juga hilang setelah
melaksanakan kegiatan Bakti Sosial di Dusun Klawik dan pengecekan kesiapan
pos-pos, serta panitia lokal dalam menghadapi Ekspedisi Rajawali Khatulistiwa
yang dimulai di Badau Kabupaten Kapuas Hulu pada tanggal 3 Maret 2013.
Saat Tim Pra Ekspedisi memasuki halaman SDN 01
Badau, mereka dikejutkan dengan sambutan yang luar biasa dari seluruh murid
SDN 01 dan SDN 08 Badau. Murid-murid berbaris rapi membuat pagar disamping jalan
menuju sekolah, seraya menyanyikan lagu 'selamat datang' sambil tersenyum
lepas dan melambaikan tangannya.
Sungguh sebuah kejutan yang luar biasa yang
dirasakan Prajurit Rajawali dan menjadi sebuah suntikan semangat yang tak pernah
mereka bayangkan sebelumnya. Senyum lepas dan lambaian tangan persahabatan
anak-anak menjadi sebuah persembahan indah untuk prajurit Rajawali di pagi yang
cerah di bumi Khatulistiwa.
Singkat cerita, tak kurang dari 20.353
masyarakat perbatasan di bumi Khatulistiwa menjadi saksi hidup bakti Satgas
Pamtas Yonif 123/Rajawali di bawah pimpinan Letkol Inf M. David Hasibuan, SIP.
Jumlah tersebut merupakan jumlah pasien yang telah di layani oleh Prajurit
Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 123/RW, beserta 62 Prajurit Kesehatan lainnya
selama kurun waktu tujuh bulan.
Di bumi Khatulistiwa, Satgas Pamtas Yonif
123/Rajawali selain melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan darat
Indonesia- Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, juga melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan. Dalam hal Pelayanan Kesehatan, Satgas Pamtas
Yonif 123/RW memberikan pengobatan di Pos Satgas Pamtas, pengobatan dengan
metode door to door, yakni
mendatangi langsung ke rumah-rumah penduduk yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, dan pengobatan massal di tempat-tempat yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Adapun jenis Pelayanan Kesehatan yang dihadirkan
pasukan Rajawali selama penugasan di perbatasan RI-Malaysia di wilayah
Kalimantan Barat adalah: pelayanan kesehatan umum, Sirkumsisi (sunatan),
operasi bedah minor, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pelayanan KB,
pelayanan dokter gigi, pelayanan Kesehatan oleh spesialis THT, Pelayanan
kesehatan oleh spesialis Obgyn (kebidanan dan kandungan), Pelayanan Kesehatan
oleh Spesialis mata, Pelayanan kesehatan oleh Spesialis Penyakit Dalam,
Pelayanan kesehatan oleh spesialis anak, Screening
Ca Cervic metode IVA untuk kaum wanita.
Tim Spesialis Mata dari RSPAD Gatot Soebroto di
bawah pimpinan Kolonel Ckm dr Herman Nur, SpM mencatatkan prestasi yang cukup
membanggakan yaitu mampu melaksanakan operasi Katarak dan juga Pterigium kepada
82 masyarakat yang ada di pedalaman perbatasan Kalimantan Barat, dimana sarana
dan prasarana yang ada di tempat tersebut sangat minim.
Selanjutnya, pada 11 April 2013 di Kecamatan Badau
Kabupaten Kapuas Hulu, Prajurit Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 123/RW dengan
didukung penuh oleh dokter-dokter spesialis dari RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
dengan dipimpin langsung oleh Dirkesad Brigjen TNI dr Daniel Tjen mampu
menghadirkan 13 Pelayanan Kesehatan dengan enam jenis pelayanan dokter
spesialis (penyakit dalam, anak, obgyn, THT, Mata dan Bedah Mulut). Dalam
acara puncak Kegiatan "Bakti Negeri di Lintas Batas Menuju Indonesia
Sejahtera 2013" yang dihadiri oleh ibu-ibu SIKIB, Pangdam XII/TPR, Aster
Kasad, Deputi BKKBN Pusat, Dirkesad, Komisaris Utama Indosiar mampu melayani
1374 masyarakat perbatasan yang ada di sekitar daerah Kecamatan Badau.
Dengan 13 jenis pelayanan kesehatan yang telah
dihadirkan oleh Prajurit Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 123/RW di bawah pimpinan
Kapten Ckm dr Victorio, CHt selama melaksanakan tugas Operasi Pengamanan
Perbatasan RI-Malaysia wilayah Kalimantan Barat merupakan bukti kehadiran Negara
di Perbatasan.
Sebagai pelaksana kesehatan, Kapten Ckm dr
Victorio, CHt meraih berbagai penghargaan, bahkan meraih rekor Muri. Diantaranya,
penghargaan diberikan Pangdam XII/Tanjung Pura Mayjen TNI Ridwan kepada Satgas
Yonif 123/RW di bawah pimpinan letkol inf Musa David M Hasibuan.
Atas keberhasilannya telah membantu dan mengatasi
kesulitan masyarakat di daerah Perbatasan Kalimantan Barat. Penghargaan Museum
Rekor Dunia Indonesia (Muri) nomor 5908/R.MURI/ IV/2013, sebagai Pelaksana Pemecahan
Rekor MURI No. 5908/R. MURI/IV/2013 "Pelayanan kesehatan gratis secara
kontinyu di 33 lokasi wilayah Perbatasan NKRI-Malaysia Selama 43 hari (6 Maret
2013-18 April 2013)".
Penghargaan dari Ketua Solidaritas Istri Kabinet
Indoesia Bersatu (SIKIB) Ny Ratna Djoko Suyanto (Istri Menko Polhukam) atas
dedikasinya sebagai Pelaksana kegiatan "Bakti Negeri di Lintas Batas
Menuju Indonesia Sejahtera Tahun 2013" di 33 Desa Sepanjang 966 Km
Perbatasan Republik Indonesia dengan Negara Malaysia di wilayah Kalimantan
Barat. Selanjutnya, penghargaan dari Kapuskes TNI Mayjen TNI dr Komarudin
Boenjamin, SpU diberikan atas pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis/Bakti
Sosial secara kontinyu di 33 lokasi wilayah perbatasan NKRI-Malaysia selama 43
hari (6 Maret 2013-18 April 2013) dan berhasil mendapat Rekor Muri dari Museum
Rekor Dunia Indonesia (April 2013).
Kegiatan pembinaan Teritorial di bidang kesehatan
ini dirasakan sangat penting untuk dilaksanakan di wilayah perbatasan
khususnya di perbatasan darat RI-Malaysia Wilayah Kalimantan Barat. Dengan
berbagai isu banyaknya warga negara Indonesia yang berpindah warga negara,
banyak berita berita tentang ketidakpuasan masyarakat perbatasan terhadap
kebijakan-kebijakan yang ada dan juga tentang kondisi masyarakat di negara
jiran sudah lebih sejahtera, hal-hal inilah yang dapat menimbulkan berbagai
kerawanan di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya di
sepanjang perbatasan.
Prajurit Rajawali menyadari dan menyakini tentang
pentingnya pelaksanaan kegiatan ini di perbatasan. Karena sesungguhnya
masyarakat perbatasan ini adalah "Patok-patok Hidup" negara yang
harus kita jaga, kita lindungi dan kita sejahterakan karena mereka merupakan
"Patok-patok yang paling kokoh dalam menjaga kedaulatan dan menjaga
batas-batas NKRI, terutama di daerah, perbatasan.
Selain Bakti Kesehatan, Prajurit Rajawali membuat
18 bangunan Rumah Rajawali, sebuah bangunan yang berkonsep 3 in 1 yaitu:
sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sanggar belajar, sanggar
kreatif. Yang berarti bahwa dalam satu bangunan tersebut mampu memberikan tiga
pelayanan sekaligus kepada masyarakat. Di bidang Keagamaan Satgas Pamtas Yonif
123/Rajawali membuat sebuah Mushalla di Dusun Sei Tekam, Kabupaten Sanggau,
dan sebuah Gereja di Dusun Enteli, Kabupaten sintang. Seluruh bangunan yang dibangun
oleh Prajurit Rajawali ini merupakan hasil Swadaya dengari Masyarakat sekitar
tanpa sedikitpun ada bantuan dari pemerintah daerah sekitar. Bangunan ini
berdiri berkat kemanunggalan TNI dengan Rakyat sebagai bukti bahwa Rakyat
Indonesia begitu mencintai TNI. (ay),
Sumber Koran: Harian Pelita (16 Juli 2013/Selasa, Hal 20)