Selasa, 16 Juli 2013

"Bakti Rajawali di Bumi Khatulistiwa"_Prajurit Kesehatan Hadirkan Bukti Negara di Perbatasan


RASA lelah dan letih belum juga hilang setelah melaksanakan kegiatan Bakti Sosial di Dusun Klawik dan pengecekan kesiapan pos-pos, serta panitia lokal dalam menghadapi Ekspedisi Rajawa­li Khatulistiwa yang dimulai di Badau Kabupaten Kapuas Hulu pada tanggal 3 Maret 2013.

Saat Tim Pra Ekspedisi mema­suki halaman SDN 01 Badau, mereka dikejutkan dengan sam­butan yang luar biasa dari se­luruh murid SDN 01 dan SDN 08 Badau. Murid-murid berbaris rapi membuat pagar disamping ja­lan menuju sekolah, seraya me­nyanyikan lagu 'selamat datang' sambil tersenyum lepas dan melambaikan tangannya.

Sungguh sebuah kejutan yang luar biasa yang dirasakan Praju­rit Rajawali dan menjadi sebuah suntikan semangat yang tak per­nah mereka bayangkan sebelum­nya. Senyum lepas dan lambaian tangan persahabatan anak-anak menjadi sebuah persembahan indah untuk prajurit Rajawali di pagi yang cerah di bumi Khatu­listiwa.

Singkat cerita, tak kurang dari 20.353 masyarakat perbatasan di bumi Khatulistiwa menjadi saksi hidup bakti Satgas Pamtas Yonif 123/Rajawali di bawah pimpinan Letkol Inf M. David Hasibuan, SIP. Jumlah tersebut merupakan jum­lah pasien yang telah di layani oleh Prajurit Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 123/RW, beserta 62 Praju­rit Kesehatan lainnya selama kurun waktu tujuh bulan.

Di bumi Khatulistiwa, Satgas Pamtas Yonif 123/Rajawali se­lain melaksanakan tugas opera­si pengamanan perbatasan da­rat Indonesia- Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, juga melak­sanakan pemberdayaan wilayah pertahanan. Dalam hal Pelayanan Kesehatan, Satgas Pamtas Yonif 123/RW memberikan pengobatan di Pos Satgas Pamtas, pengobatan dengan metode door to door, yak­ni mendatangi langsung ke rumah-rumah penduduk yang membu­tuhkan pelayanan kesehatan, dan pengobatan massal di tem­pat-tempat yang sudah ditentu­kan sebelumnya.

Adapun jenis Pelayanan Kese­hatan yang dihadirkan pasukan Rajawali selama penugasan di perbatasan RI-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat adalah: pelay­anan kesehatan umum, Sirkumsisi (sunatan), operasi bedah minor, operasi katarak, op­erasi bibir sumbing, pelayanan KB, pelayanan dokter gigi, pelay­anan Kesehatan oleh spesialis THT, Pelayanan kesehatan oleh spesialis Obgyn (kebidanan dan kandungan), Pelayanan Kesehat­an oleh Spesialis mata, Pelayanan kesehatan oleh Spesialis Penya­kit Dalam, Pelayanan kesehatan oleh spesialis anak, Screening Ca Cervic metode IVA untuk kaum wanita.

Tim Spesialis Mata dari RSPAD Gatot Soebroto di bawah pimp­inan Kolonel Ckm dr Herman Nur, SpM mencatatkan prestasi yang cukup membanggakan yai­tu mampu melaksanakan opera­si Katarak dan juga Pterigium ke­pada 82 masyarakat yang ada di pedalaman perbatasan Kaliman­tan Barat, dimana sarana dan prasarana yang ada di tempat tersebut sangat minim.

Selanjutnya, pada 11 April 2013 di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu, Prajurit Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 123/RW de­ngan didukung penuh oleh dok­ter-dokter spesialis dari RSPAD Gatot Soebroto Jakarta dengan dipimpin langsung oleh Dirkesad Brigjen TNI dr Daniel Tjen mam­pu menghadirkan 13 Pelayanan Kesehatan dengan enam jenis pelayanan dokter spesialis (penya­kit dalam, anak, obgyn, THT, Mata dan Bedah Mulut). Dalam acara puncak Kegiatan "Bakti Negeri di Lintas Batas Menuju Indone­sia Sejahtera 2013" yang dihadiri oleh ibu-ibu SIKIB, Pangdam XII/TPR, Aster Kasad, Deputi BKKBN Pusat, Dirkesad, Komisaris Utama Indosiar mampu melayani 1374 masyarakat perbatasan yang ada di sekitar daerah Kecamatan Ba­dau.

Dengan 13 jenis pelayanan kes­ehatan yang telah dihadirkan oleh Prajurit Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 123/RW di bawah pimpinan Kapten Ckm dr Victorio, CHt se­lama melaksanakan tugas Opera­si Pengamanan Perbatasan RI-Ma­laysia wilayah Kalimantan Barat merupakan bukti kehadiran Negara di Perbatasan.

Sebagai pelaksana kesehat­an, Kapten Ckm dr Victorio, CHt meraih berbagai penghargaan, bahkan meraih rekor Muri. Diantaranya, penghargaan diberi­kan Pangdam XII/Tanjung Pura Mayjen TNI Ridwan kepada Satgas Yonif 123/RW di bawah pimpinan letkol inf Musa David M Hasibuan.

Atas keberhasilannya telah mem­bantu dan mengatasi kesulitan masyarakat di daerah Perbatasan Kalimantan Barat. Penghargaan Museum Rekor Dunia Indone­sia (Muri) nomor 5908/R.MURI/ IV/2013, sebagai Pelaksana Pem­ecahan Rekor MURI No. 5908/R. MURI/IV/2013 "Pelayanan kese­hatan gratis secara kontinyu di 33 lokasi wilayah Perbatasan NKRI-Malaysia Selama 43 hari (6 Maret 2013-18 April 2013)".

Penghargaan dari Ketua Soli­daritas Istri Kabinet Indoesia Ber­satu (SIKIB) Ny Ratna Djoko Suyanto (Istri Menko Polhukam) atas dedikasinya sebagai Pelaksana ke­giatan "Bakti Negeri di Lintas Ba­tas Menuju Indonesia Sejahtera Tahun 2013" di 33 Desa Sepan­jang 966 Km Perbatasan Republik Indonesia dengan Negara Malaysia di wilayah Kalimantan Barat. Se­lanjutnya, penghargaan dari Kapuskes TNI Mayjen TNI dr Komarudin Boenjamin, SpU diberikan atas pelaksanaan pelayanan kes­ehatan gratis/Bakti Sosial secara kontinyu di 33 lokasi wilayah per­batasan NKRI-Malaysia selama 43 hari (6 Maret 2013-18 April 2013) dan berhasil mendapat Rekor Muri dari Museum Rekor Dunia Indonesia (April 2013).

Kegiatan pembinaan Teritori­al di bidang kesehatan ini dira­sakan sangat penting untuk di­laksanakan di wilayah perba­tasan khususnya di perbatasan darat RI-Malaysia Wilayah Kali­mantan Barat. Dengan berbagai isu banyaknya warga negara Indo­nesia yang berpindah warga neg­ara, banyak berita berita tentang ketidakpuasan masyarakat per­batasan terhadap kebijakan-kebi­jakan yang ada dan juga tentang kondisi masyarakat di negara jiran sudah lebih sejahtera, hal-hal inilah yang dapat menimbulkan ber­bagai kerawanan di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan ber­negara khususnya di sepanjang perbatasan.

Prajurit Rajawali menyadari dan menyakini tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan ini di perbatasan. Karena sesungguhnya masyarakat perbatasan ini adalah "Patok-patok Hidup" neg­ara yang harus kita jaga, kita lindungi dan kita sejahterakan karena mereka merupakan "Patok-patok yang paling kokoh dalam menjaga kedaulatan dan menjaga batas-batas NKRI, terutama di daerah, perbatasan.

Selain Bakti Kesehatan, Prajurit Rajawali membuat 18 bangunan Rumah Rajawali, sebuah bangunan yang berkonsep 3 in 1 yaitu: sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sanggar belajar, sanggar kreatif. Yang berarti bahwa dalam satu bangunan tersebut mampu memberikan tiga pelayanan sekaligus kepada masyarakat. Di bidang Keagamaan Satgas Pamtas Yonif 123/Raja­wali membuat sebuah Mushalla di Dusun Sei Tekam, Kabu­paten Sanggau, dan sebuah Ge­reja di Dusun Enteli, Kabupaten sintang. Seluruh bangunan yang dibangun oleh Prajurit Rajawali ini merupakan hasil Swadaya dengari Masyarakat sekitar tanpa sedikitpun ada bantuan dari pemerin­tah daerah sekitar. Bangunan ini berdiri berkat kemanunggalan TNI dengan Rakyat sebagai bukti bah­wa Rakyat Indonesia begitu men­cintai TNI. (ay), Sumber Koran: Harian Pelita (16 Juli 2013/Selasa, Hal 20)