(Jakarta)
TNI AD mengedepankan upaya pendekatan
melalui budaya komunikasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang
terjadi di Indonesia. Pendekatan TNI AD dilakukan dengan membuka dialog atau
forum diskusi kepada seluruh elemen masyarakat.
"Kami (TNI AD) ingin lakukan pendekatan
melalui budaya komunikasi dengan membuka dialog atau forum diskusi. Forum
diskusi dilakukan untuk memberikan informasi, bukan mengendalikannya,"
kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Moeldoko dalam kegiatan
Silaturahmi Kasad bersama para tokoh, Senin (8/7) di Jakarta.
Ditegaskan, TNI AD berupaya untuk menyingkapi
dengan memprediksi efek-efek, yang terjadi di tengah masyarakat. Untuk itu,
prajurit dilatih untuk negosiasi, memahami konteks krisis secara global, memperhitungkan
dan menganalisa situasi yang ambigu dan kompleks, berpikir secara inovatif dan
kritis, serta harus mampu berkomunikasi dengan efektif.
Diakui, saat ini terus bergulir berbagai isu, mulai
dari isu-isu non konvensional, isu non tradisional, isu non militer, multidimensional,
hingga isu transnasional. Oleh sebab itu, langkah inovasi juga harus dilakukan
TNI, termasuk reformasi kultural yang menjadi salah satu bagian dari reformasi
TNI.
Dijelaskan, TNI juga akan memegang teguh tugas
pokok TNI berdasarkan UU No 34 Tahun 2004, yang melingkupi operasi militer
perang dan operasi militer non perang, hingga pembinaan teritorial (binter).
"Bentuk pengabdian TNI untuk ikut menyelesaikan berbagai persoalan yang
dihadapi masyarakat," ucap Moeldoko.
Dalam silahturahmi hadir sejumlah tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh politik, pengusaha, Ormas, dan
lain-lain. Kasad pun sampaikan rasa bersyukurnya karena dapat berkumpul bersama
dengan sejumlah tokoh masyarakat.
"Saya selaku Kasad bersyukur bisa
bersilaturahmi dengan para tokoh. Acara digagas karena beberapa alasan, salah
satunya saya selaku Kasad memang ingin bersilaturahmi," ucap Moeldoko.
Peran
Strategis
Dalam kesempatan ini, Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat,
Ma'ruf Amin, menekankan agar TNI memiliki peran strategis untuk menjaga
kerukunan antar umat beragama di Indonesia. "Kerukunan antarumat beragama
kedepannya harus kita perkuat dan TNI juga harus berperan di dalamnya,"
kata Ma'ruf Amin.
Menurutnya, ada sedikitnya empat bingkai atau
tatanan yang harus diperkubingkai sosiologis, dan bingkai yuridis.
"Dalam bingkai teologis, saya mengajak agama
mengusung teologi krukunan, bukan konflik. Berdampingan secara damai dan saling
peduli, membantu, menolong, juga menyayangi," ucap Ma'ruf. Khusus bingkai
yuridis, dijelaskan, kedepannya harus mampu melahirkan kebijakan atau regulasi
yang menjaga kerukunan.
Dalam acara ini hadir sejumlah tokoh di antarannya,
mantan Ketua MPR Amien Rais, budayawan Betawi Ridwan Saidi, aktor senior Pong
Harjatmo, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri. Sumber : Suara Pembaharuan, Selasa, 8 Juli 2013/hal. 2