Senin, 8 Juli 2013
13:49 WIB
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moeldoko menegaskan TNI AD
membutuhkan komunikasi intens dengan berbagai tokoh untuk mengembangkan budaya
baru dalan menyikapi berbagai situasi.
Moeldoko mengatakan
TNI AD membutuhkan komunikasi dengan berbagai elemen dan memiliki informasi
lengkap bagaimana TNI ke depannya.
"TNI harus
selalu memiliki keterbukaan. Kemarin sudah dibuktikan begitu ada kejadian jujur
mengakui, terbuka kita (kasus penyerangan Kopassus ke Lapas Cebongan, red). Hal
itu sangat diperlukan," ujar Moeldoko usai acara 'Silaturahmi KASAD Dengan
Para Tokoh Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa' di Balai Kartini,
Jakarta, Senin (8/7/2013).
Terkait dengan
keterbukaan tersebut, Moeldoko akan menerapkan langkah-langkah untuk terus
membenahi TNI.
Diantaranya adalah
mengevaluasi secara menyeluruh kurikulum pendidikan prajurit TNI. Moeldoko
ingin agar pendidikan yang diterima prajurit bisa diterapkan dengan benar oleh
setiap prajurit TNI.
"Kita sedang
mengavaluasi menyeluruh karena basic-nya kurikulum. Kita akan benahi lagi agar
kurikulum yang kita berikan pada calon-calon prajurit atau prajurit yang sedang
mengemban sekolah bisa dioperasionalkan denhgan baik saat dia melaksanakan
tugas," ujar Pangdam III/Siliwangi Oktober 2010 – Agustus 2011 itu.
Saat acara
tersebut, sejumlah tokoh turut hadir. Diantaranya, Amien Rais, Adyaksa Dault,
Ketua PP Muhammdiyah Din Syamsudin, Ketua Fatwa MUI Ma'aruf Amin, Wakil
Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, Budayawan Betawi Ridwan Saidi, Slamet
Rahardjo, Nachrowi Ramli. Sementara dari TNI adalah Pangdam Jaya Mayjen E.
Hudawi Lubis, Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Agus Sutomo dan petinggi TNI AD
lainnya.
Penulis: Eri Komar
Sinaga
Editor: Willy
Widianto