Senin, 15 Juli 2013
08:02
Riauterkini-SIAK -
Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) atau Tim "Pasukan
Loreng" TNI-AD di Kabupaten Siak, Ahad (14/7/13) gelar temu ramah dengan
Bupati Syamsuar. Pertemuan diawali dengan berbuka puasa dan anak yatim serta
jajaran Pemerintah Kabupaten (Kab) Siak, acara berlangsung di Masjid Islamic
Center.
Hal itu disampaikan
Kepala BPBD Siak Wan Abdul Razak, melalui Kepala Bidang (Kabid) Damkar Irwan
Pryatna kepada wartawan di Siak, sebelum para tim meninggalkan Siak, Bupati
Siak mengundang untuk berbuka puasa bersama.
"Bupati
mengundang pasukan untuk temu ramah sekaligus buka bersama pada hari ini
(Ahad,red)," ujar Irwan.
Sebelumnya, BPBD
Siak telah pula menggelar buka bersama dengan para loreng tersebut di markas
damkar BPBD Siak yang diwarnai dengan pemutaran film dokumenter profil Yonif
303/13/1 Kostrad.
"Kita kan, dapat
bantuan PRCPB pusat sebanyak 200 personil Kostrad yang diturunkan di empat
Cluster yakni Siak, Sungai Apit, Tualang dan cluster Kandis, masing-masing 50
personil. Dari total tersebut, secara berangsur sudah mulai ditarik sejak Sabtu
lalu, menyusul ditutupnya posko tanggap darurat BPBD Provinsi Riau oleh wakil
Gubernur Riau, Mambang Mit pada Rabu (10/7/13) lalu.
Dansubsatgas Yonif
303 Setia Sampai Mati (SSM) Kostrad, Lertkol Inf Yarnedi Mulyadi, selaku
pemegang komando kesatuan operasi bantuan pemadaman karhutla di Kabupaten Siak
mengatakan bahwa, pihaknya mulai menarik pasukan dari empat cluster yang ada di
Kabupaten Siak secara bertahap untuk segera bergabung di Pekanbaru bersama
personil PRCPB lainnya yang diturunkan dibeberapa kabupaten yang ada di Riau,
sebelum diterbangkan kembali menuju Jakarta nantinya.
"Kita sudah
mendapat perintah untuk segera kembali bergabung dengan personil lain di
pekanbaru, sebelum nantinya kembali ke markas besar kita di Jawa," ujar
Yarnedi.
Menurutnya,
perintah penarikan personil tersebut, berlandaskan pada telah membaiknya
kualitas cuaca dan udara di Riau, yang ditandai dengan menipisnya kabut asap
dan jarak pandang yang sudah cukup jauh, serta tidak terpantaunya titik api
oleh satelit NOAA.
Satelit NOAA 18,
kata dia, tidak lagi mendeteksi adanya hot spot di provinsi Riau, termasuk di
kabupaten Siak. Kalaupun ada yang masih mengepul, terusnya, itu hanyalah titik
api kecil yang tidak terpantau oleh satelit dan pemadamannya, cukup dilakukan
oleh tim BPBD setempat. (vila)