Rabu, 3 Juli 2013 00:13 WIB
TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Menyusul pecahnya amuk
massa yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara, sebanyak 200 personel TNI
diterjunkan membantu menjaga keamanan. Seluruh personel ikut turun tangan
membantu pihak kepolisian.
"Personel TNI AD yang diterjunkan ke lokasi
sebanyak dua kompi, atau sekitar 200 personel dari Kodim 142 dan Kodim
141," kata Dandim 0406 Kabupaten Musi Rawas Kota Lubuklinggau, Letkol Czi
Widyo Hartanto, Selasa(2/7/2013).
Selain pengamanan, TNI membantu melakukan mediasi
warga dengan Kepolisian yang sebelumnya berselisih lantaran dipicu penembakan.
Targetnya, warga bersedia membuka blokir akses Jalur Lintas Sumatera(Jalinsum).
"Kita tetap melakukan pengamanan dan malam ini
(kemarin) juga saya turun ke lokasi untuk melakukan mediasi. Aksi pemblokiran
Jalinsum itu perbuatan yang merugikan masyarakat banyak. Pengambilalihan
keamanan dilakukan karena fungsi Kepolisian lumpuh, pascapenyerangan
massa," tegas Letkol Widyo.
Untuk diketahui sebelumnya, kerusuhan kembali pecah
di Kabupaten Musi Rawas Utara(Muratara). Dua Mapolsek di Kabupaten ini hangus
dibakar massa.
Kejadian berawal saat tim polisi mengejar kawanan
perampok yang meresahkan warga sekitar. Ketika tiba di Desa Karang Anyar,
polisi melepaskan tembakan dan merenggut nyawa warga bernama Erlika. Mengetahui
Erlika tewas ditembak polisi, warga marah.
Dalam tempo cepat mereka berkumpul lalu bergerak
menuju Mapolsek menggunakan motor dan mobil. Sekitar 20 menit tiba di tempat
yang dituju, halaman Mapolsek Rupit, warga langsung bertindak secara beringas.
Jeriken berisi minyak tanah langsung disiramkan ke semua sudut Mapolsek, lalu
disulut api.
Aksi ini tak terkendali, karena mereka gusar tak
ditemui seorang pun anggota Polsek maupun Kapolsek Rupit. Kapolsek dan
anggotanya lebih dulu menyelamatkan diri atas bantuan warga sekitar.
Puas membakar Mapolsek Rupit, massa yang masih
marah bergerak ke Mapolsek Rawas Ulu, jaraknya sekitar 30 menit perjalanan
motor dari Mapolsek Rupit. Aksi serupa tak terhindarkan lagi, warga membakar
Mapolsek Rawas Ulu hingga jadi arang.
Melihat dua Mapolsek tinggal arang, massa kembali
menuju kampung halamannya, Desa Karang Anyar. Suasana di wilayah Muratara masih
mencekam, apalagi sebagian massa memblokir akses Jalinsum. Aanarkisme massa ini
bak mengulang aksi dan target yang sama, April 2013 lalu.