INDONESIA serius menawarkan dua jenis produk
industri pertahanan, yakni senjata buatan PT Pindad dan pesawat angkut produk
PT Dirgantara Indonesia (DI), ke Uganda, Kenya, dan Senegal. Negara-negara
Afrika dikabarkan sangat meminati produk industri pertahanan RI.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie
Sjamsoeddin memulai lawatannya ke tiga negara tersebut untuk membuka jalur dan
menawarkan produk industri pertahanan Indonesia. "Tugas Kemenhan hanya
membuka jalur. Selanjutnya proses observasi, negosiasi, dan produksi sepenuhnya
berada di wilayah produsen," kata Wamenhan.
Dalam kunjungan empat hari ke Afrika, Wamenhan
menyertakan dua pejabat badan usaha milik negara di bidang industri pertahanan,
yaitu Direktur Pemasaran PT DI Budiman Saleh dan Direktur Produk Manufaktur PT
Pindad Tri Hardjono. Sebagai bagian ciiplomasi ikut dalam rombongan itu
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Mayjen Sonny Prasetyo dan Direktur Afrika
Kementerian Luar Negeri Lasro Simbolon.
“Kalau kita ingat pidato Presiden di depan
Pertemuan Puncak forum Pemred di Bali, ada empat hai yang harus menjadi perhatian
bangsa Indonesia ke depan, yaitu masalah politik, ekonomi, sosial, dan hubungan
internasional. Kunjungan ini bagian dari penerjemahan masalah hubungan
internasional itu," kata Sjafrie seperti dilaporkan wartawan Metro TV
Suryopratomo dari Dubai, kemarin.
Industri pertahanan Indonesia sendiri saat ini
terus mengukuhkan diri. Produk senjata buatan PT Pindad dan pesawat angkut
produk PT DI diakui banyak negara memiliki kualitas yang baik. Menurut Sjafrie,
Menteri Pertahanan Uganda, Kenya, dan Senegal dijadwalkan menemui rombongan
delegasi Indonesia. Sebelumnya, proses yang sama dilakukan ke negara-negara
ASEAN bulan lalu. Sejauh ini tanggapan yang diberikan Filipina dan Vietnam
terhadap produk senjata buatan PT Pindad dan pesawat C295 buatan PT DI dan
Casa, yang mendapat lisensi dari Spanyol, sangat positif. (*/P-2), Sumber Koran: Media Indonesia (02 Juli 2013/Selasa, Hal. 05)