Rabu, 03 Juli 2013

Pertahanan Negara Anggota Polri Harus Cerdas Kuasai Perkembangan iptek


SURABAYA - Pemerintah memperkuat dan mengem­bangkan postur miiiter/TNI dan kepolisian untuk meningkatkan kemampuan melindungi perbatasan dan menghadapi kejahatan transnasional. Melalui modernisasi utama sistem persenjataan (alutsista), Indo­nesia lebih siap dalam menjalani operasi militer selain perang maupun melakukan berbagai operasi pertahanan dan keamanan. "Tujuan modernisasi alut­sista semata-mata untuk menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia, benar Indonesia cinta damai, tapi kedaulatan tidak akan pernah bisa ditawar," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono padji upacara Prasetya Per­wira TNI-Polri 2013 di Markas Komando Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/7).

Pernyataan tersebut diucapkan Presiden Yudhoyono terkait dengan pentingnya modernisasi alutsista yang dilakukan pemerintah untuk mengemban tugas-tugas negara demi tegaknya kedaulatan dan keutuhan wilayah Indo­nesia. Pada kurun waktu lima tahun ini, Indonesia melaksa­nakan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista secara sangat signifikan.

"Dengan kemampuan yang makin tinggi, pemerintah da­pat mengalokasikan porsi anggaran nasional yang lebih besar untuk kepentingan per­tahanan dan keamanan," kata Presiden seraya mengatakan alokasi anggaran besar untuk moderninasi alutsista dikarenakan perekonomian Indonesia semakin membaik hingga berada di peringkat 16.

Seiring dengan modernisasi alutsista yang sedang dilaksanakan, utamanya di jajaran TNI saat ini, lanjut Kepala Negara, tentu diperlukan perwira-perwira muda yang andal untuk mengawaki berbagai alutsista modern yang telah dan akan segera kita miliki. "Persiapkan diri kalian baik-baik, dan asahlah terus pengetahuan dan kemampuan kalian agar bisa mengemban tugas-tugas yang penting ini," ujar Presiden.

Kepada perwira Polri yang baru dilantik Presiden Yudho­yono meminta mereka memiliki kemampuan dan profesionalisme untuk menangani berbagai bentuk kejahatan dan pelanggaran hukum. "Para perwira memiliki tugas yang amat penting, yaitu memberantas tindak kejahatan, memelihara keaman­an dan ketertiban publik, serta memberikan perlindungan, pelayanan, dan pengayoman kepada masyarakat dengan baik," Presiden mengingatkan.

Harus Dituntaskan
Di era global saat ini, tambah Presiden Yudhoyono, kejahatan yang harus dituntaskan bukan hanya kejahatan tradisional dan yang terjadi di dalam negeri, tetapi juga kejahatan yang menggunakan teknologi dan transnasional. Bentuk perilaku dan alat kejahatan semakin beragam dan canggih. Karena itu, Polri harus mengungguli kemampuan para pelaku keja­hatan dan mampu menaklukkan kecanggihan peralatannya.

*Semua itu menuntut sumber daya Polri yang andal, cerdas, dan bermental kuat serta menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," SBY menandaskan.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Yudhoyono mengatakan sebagai seorang perwira di jajaran TNI dan Polri, ke depannya dituntut untuk memahami perkembangan lingkungan yang strategis, baik global, regional, maupun nasional. "Kini kita menghadapi lingkungan strategis baru yang unik. Tidak ada negara yang kita anggap sebagai musuh, dan sebaliknya, tidak ada satu pun negara di dunia ini yang memusuhi negara kita," kata Presiden lagi.

Presiden Yudhoyono menjelaskan lingkungan strategis baru yang khas tersebut juga memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia un­tuk lebih berperan di dunia internasional. "Saat ini kita dapat dengan leluasa menjalankan 'politik luar negeri ke segala arah' [all directions foreign policy*), di mana negara kita dapat menjalin hubungan persahabatan dengan pihak mana pun," jelas Presiden.

Negara Indonesia, tambah Presiden Yudhoyono, juga da­pat bebas berkiprah untuk menjalankan diplomasi 'sejuta kawan, tanpa musuh' [a million friends, zero enemy']. Tentu saja semua itu harus dijalankan atas dasar kemandirian, kedaulatan kesetaraan, dan prinsip saling menguntungkan. (fdl/SB/P-3], Sumber: Koran Jakarta (03 Juli 2013/Rabu, Hal 03)