Apakah
ancaman yang paling menonjol dari keamanan domestik?
Yang paling banyak yaitu pilkada. Yang kalah
anarkis. Strateginya menjadi domain Kemendagri dan Polri. Prinsipnya, kami
menginginkan agar UU Kamnas Keamanan Nasionali bisa disahkan. Agar tugas-tugas
keamanan nasional bisa dibagi. UU Kamnas merupakan arahan strategis kepada
pemangku kepentingan keamanan.
Misal di suatu daerah terjadi pilkada yang rusuh,
presiden sebagai ketua Dewan Keamanan Nasional (DKN] akan memberikan penguatan
misalnya polisi, intel dan tentara untuk siaga. Implementasi dari UU ini agar
masing-masing pihak bisa menangani persoalan secara simultan. Kelemahan kita
dalam menangani konflik yaitu tidak ada sistem yang baik. UU ini
sebagai sistem untuk menyinkronkan UU nasional supaya terkoordinasi.
Bagaimana
kesiapan Indonesia untuk ikut perang?
Kita bangun dari dua sisi yaitu profesionalisme
prajurit TNI dan modernisasi alutsista. Di Era 1998, kita-kita masih konsolidasi
reformasi birokrasi dan personil. Kita sejahterakan personilnya sehingga bisa
menghidupi kehidupan sehari-hari prajurit.
Setelah 10 tahun kita reformasi birokrasi dan
personil, kita modernisasi alutsista. Tahun 2010, kita sudah melakukan renstra
pembangunan modernisasi alusista. Kita kenal dengan Minimum Essential Force (MEF). Kita bangun kekuatan secara
bertahap.
Yang menggembirakan bahwa selama 2010-2014 sudah
ada alokasi sebanyak Rp 150 triliun untuk pembangunan MEF atau modernisasi
alutsisita. Dengan kekuatan alutsista yang ada, kita nomor 18 sedunia. Dalam
jangka panjang, alutsista kita jangan sampai tergantung dengan orang lain. Kita
sudah memiliki renstra. Untuk alutsista darat kita memiliki PT Pindad, angkatan
laut ada PT PAL, angkatan udara kita ada PT DI.
Bagaimana
dengan ancaman hacker yang ada di
Indonesia?
Salah satu ancaman yang nyata saat ini, yakni
ancaman cyber. Untuk menghadapi hacker kita memiliki Kementerian
Komunikasi dan informatika yang memiliki pengamanan terhadap badan, dan
operator jaringan.
Kemhan juga memiliki tim untuk meningkatkan
kemampuan cyber defence. Dalam waktu
dekat ini akan ditingkatkan baik dalam hal cyber
security maupun kemampuan SDM.
TNI
melakukan latihan perang, seberapa penting latihan ini?
Latihan itu untuk melatih profesionalisme prajurit
dalam perang. Prajurit harus dilatih bagaimana menghadapi perbatasan baik laut
dan darat. Misalnya penyusupan narkoba atau manusia. Latihan ini penting untuk
menghadapi narkoba, illegal logging,
illegal fishing dan sebagainya. Masing-masing negara memiliki kawasan teritorialnya.
Latihan bersama bisa meningkatkan koordinasi dan kemampuan.
Bagaimana
dampak politik luar negeri seperti kebijakan rudal oleh Korea Utara terhadap
Indonesia?
Berpengaruh, karena rudal ini bisa diaktifkan dalam
jarak jauh. Bisa jatuh di wilayah teritorial Indonesia. Secara fisik, kebijakan
ini juga bisa berpengaruh terhadap stabilitas keamanan di regional, terutama di
Asia Pasifik kalau sampai terjadi perang antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Apa upaya
dari Indonesia untuk mencegah hal tersebut?
Di Korea Utara sudah ada wadahnya yaitu perundingan
enam negara yakni Korea Utara, Korea Selatan, Amerika, Jepang, Cina dan Rusia.
Indonesia bebas aktif. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah secara
informal. Salah satunya yang dilakukan oleh Ibu Megawati. Karena ada kedekatan
pimpinan Korea Utara dengan presiden Soekarno sehingga hal ini bisa diterima
oleh mereka.
Upaya juga terus dilakukan agar saat ini sudah ada
pembicaraan dari pemimpin Korea bahwa ia ingin damai. Saya kira itu kemajuan.
Upaya lain, secara diplomatik, menteri luar negeri RI menekan Korut, agar
damai. Memberikan keyakinan kepada Korut untuk tidak melakukan uji balistik
ini. Sumber Koran: Republika (22 Juli
2013/Senin, Hal. 04)