SENIN, 08 JULI 2013
| 14:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menyatakan reformasi budaya di
tubuh TNI belum sempurna. Kebiasaan latihan yang sulit diubah menjadi latar
belakang sulitnya mengubah budaya kekerasan di TNI. "Kami dididik untuk
kill or to be killed. Ini yang
susah diubah," kata Jenderal Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para
tokoh di Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013.
Jenderal Moeldoko
hendak mengevaluasi kurikulum pendidikan TNI. Evaluasi ini dimaksudkan supaya
calon prajurit bisa terbuka terhadap masyarakat. Selama ini, prajurit TNI terkesan
tertutup kepada masyarakat.
Selain berfokus
pada pertahanan bangsa, Jenderal Moeldoko berupaya membangun budaya baru di
tubuh TNI. Budaya baru itu terutama dalam hal komunikasi dengan masyarakat.
"Tidak ada keinginan mengkudeta," kata Moeldoko. "Kami berharap
prajurit kuat dan terbuka kepada masyarakat."
Kepala Staf
Angakatan Darat, Jenderal Moeldoko, menyatakan Tentara Nasional Indonesia tak
memiliki tradisi kudeta. "TNI hanya berusaha memberikan pengabdian yang
terbaik," kata Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para tokoh di
Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013. (ISMI DAMAYANTI)