Kamis, 02 Januari 2014, 20:13 WIB, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Negara Republik Indonesia bekerja sama dengan TNI untuk merunut pergerakan teroris di Poso, Sulawesi Tengah.
"Poso ini medannya sulit, karena itu kita minta kerja sama dengan TNI untuk latihan militer, menyisir daerah-daerah yang terindikasi teroris," kata Sutarman saat kunjungannya kepada salah satu anggota Densus 88 yang tertembak saat baku tembak dengan terduga teroris di rumah sakit, Jakarta, Kamis (2/1).
Sutarman mengatakan saat ini teroris memanfaatkan teknologi "global positioning system" (GPS) dalam menyembunyikan bahan peledaknya.
"Jadi dia kubur di hutan bahan peledaknya, kemudian diatur koordinat GPS-nya, meskipun balik lagi tidak akan kehilangan arah untuk menemukan tempat itu, ini yang akan kita sisir," katanya.
Ia mengatakan dari pelatihan tersebut, sudah banyak ditemukan bahan peledak yang biasanya dibawa ke pulau Jawa atau ke Bima, Nusa Tenggara Barat.
Sutarman mengatakan salah satu teroris yang masih dicari keberadaannya, yakni Santoso yang menyediakan bahan-bahan peledak kepada anggota kelompok teroris Abu Roban.
"Santoso ini yang menyiapkan pelatihan dan biaya operasional untuk melancarkan aksinya, meledakkan bom di rumah-rumah ibadah," katanya. Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada karena teroris tersebut bergerak di wilayah barat dan timur.
Pernyataan tersebut menyusul ditangkapnya terduga tujuh teroris, enam tewas dan satu hidup usai penyergapan di rumah kontrakan di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Enam terduga teroris tersebut di antaranya, Daeng alias Dayat alias Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh, Hendi, dan Ujuh Edo alias Amril.
Sementara satu orang hidup diketahui bernama Anton alias Septi yang ditangkap di depan warung internet Jalan Alternatif Kemranjen, Banyumas arah Purwokerto, Jawa Tengah pada Selasa (31/12) pukul 14.00 WIB.
Dari barang bukti yang ditemukan dan keterangan dari Anton, ketujuh terduga teroris tersebut berencana meledakkan bom di sejumlah tempat ibadah pada malam tahun baru 2014 lalu. (Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari & Sumber : Antara)