Senin, 06 Januari 2014 , 06:38:00 WIB, RMOL. Kondisi di Papua sangat memilukan. Negara tidak dapat membasmi kelompok sipil bersenjata (KSB) di Papua yang menyebabkan korban tewas terus berjatuhan.
"Aksi penembakan yang dilakukan KSB di Papua terus terjadi tanpa bisa dihentikan Pemerintahan SBY maupun aparat keamanan," kata Ketua Presidum Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 6/1).
Neta mencatat, sepanjang 2013 ada 19 orang tewas, dan sembilan di antaranya adalah TNI sementara satu orang lainnya adalah polisi. Bahkan di awal 2014, tepatnya 4 Januari sore, KSB kembali menyerang pos polisi di Kulirik, Puncak Jaya, Papua. Dua brimob yang ada di pos itu melarikan diri saat diserang, sehingga delapan pucuk senjata api milik Brimob dirampas KSB.
IPW juga mencatat, lanjut Neta, dari 2009 hingga awal 2014 terus terjadi aksi kekerasan bersenjata di Papua. Tahun 2009 hingga 2010 ada 41 orang tewas, baik sipil maupun aparat keamanan. Tahun 2011 hingga 2012, korban sipil 26 orang dan aparat 14 orang.
"Terus berulangnya peristiwa penembakan di Papua ini mengindikasikan adanya pembiaran terhadap aksi kekerasan di wilayah itu. Fakta ini tak sejalan dengan kebijakan membangun Papua yang damai," demikian Neta. [ysa]