Selasa, 17 Desember 2013

TNI AD Prioritaskan Pengamanan Pemilu 2014

Senin, 16 Desember 2013, JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Darat memberi prioritas utama terhadap pengamanan Pemilu 2014. Sejumlah skenario maupun strategi pengamanan disimulasikan untuk memastikan pesta demokrasi nasional itu aman dari teror maupun gangguan.

"TNI AD siap mengamankan Pemilu 2014," demikian amanat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Budiman dalam peringatan Hari Juang Kartika atau yang lebih dikenal sebagai HUT TNI AD di Surabaya. Upacara HUT ke-68 TNI AD dipimpin KSAD yang dipusatkan di Lapangan Komando Daerah Militer V, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/12).

Budiman menyatakan, TNI AD tidak akan mengendurkan sedikit pun pengamanan. Ini karena merupakan prioritas utama. "Pelaksanaan tugas utama pengamanan pemilu diberikan kepada Kepolisian, tapi kami pun mendapat anggaran dari pemerintah untuk pengamanan pemilu," jelas dia.

Prioritas kedua, akan disiapkan grand strategi pertempuran, pembahasan teritorial, logistik, bugeting untuk lima tahun ke depan.

Budiman melanjutkan untuk pemilu 2014 ini, TNI AD mendapat anggaran dari pemerintah. Anggaran itu nantinya dipersiapkan untuk pengadaan alat komunikasi pejabat teritorial dan kendaraan. Anggaran tersebut akan digunakan untuk peningkatan kemampuan IT dari tiap prajurit, sehingga sistem pelaporan akan terpusat di mabes TNI.

Menurut KSAD, dari anggaran APBN 2014 sekitar Rp 36 triliun, 72 persen akan dipergunakan untuk belanja pegawai, sisanya, 13 persen untuk operasional dan perawatan alutsista ditiap kesatuan. Sisanya, untuk belanja modal dan peralatan pemilu 2014.

"Kami sudah mulai persiapan kotrak pada januari. Februari sudah akan selesai," kata Budiman.
Juang Kartika
Di samping persiapan pengamanan dari internal, KSAD juga meminta seluruh elemen TNI AD menjadikan Hari Juang Kartika 2013 sebagai wahana introspeksi dan mawas diri pada tugas selama satu tahun lalu serta meneguhkan tekad untuk terus meningkatkan kinerja dan pengabdian kepada pembangunan angkatan darat dan NKRI.

"Sudah 68 tahun kita merdeka, berbagai kemajuan telah dicapai dan dirasakan bersama, meski memasuki 2013, pada tataran global dunia menghadapi situasi ketidakpastian dengan ditandai pertumbuhan ekonomi yang melesu, hampir sektor pertumbuhan ekonomi pada kuartal III melambat, pada sektro pertanian, manufaktur, transportasi," ujar KSAD.

Berangkat dari pengalaman krisis 2008, kata dia, sebagai bangsa pejuang, seluruh elemen bangsa harus turut serta memberikan sumbangsih demi pertumbuhan ekonomi. TNI AD dalam hal ini, telah memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan pemerintah daerah, dengan menyokong pembangunan pendidikan, kesehatan dan lainnya.

TNI AD juga selalu tanggap dengan kondisi rakyat, berkontribusi maksimal dalam persoalan faktual bangsa. Memasuki Tahun politik, TNI senantiasa bersikap netral, tidak melibatkan diri dalam politik praktis dan menjamin pelaksanaan pemilu berjalan aman, teritib, jujur dan adil.

"Sebagai pilar yang menjaga tegaknya NKRI, TNI AD konsekuen menjaga keutuhan dan kedaulatan. Terkait dengan kebijakan pembangunan TNI AD, kami berkomitmen terus melakukan pemenuhan dan moderniasi alutsista, membangun prajurit modern yang mencintai rakyat dengan basis ilmu pengetahuan," ucap dia.

TNI AD bertekad menjadi profesional, militan dan dicintai rakyat sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Direktur Operasional Developing Countries Studies Center (DCSC) Indonesia,Tole Sutrisno mengatakan Hari Juang Kartika atau Hari Infanteri jangan hanya sekedar dijadikan peringatan untuk mengenang. Pertempuran Ambarawa yang berlangsung selama empat hari, 12-15 Desember 1945.

"Hari Juang Kartika harus menjadi sebuah refleksi yang bisa dimaknai bahwa untuk mencapai sesuatu, diperlukan semangat juang tinggi dan sikap pantang menyerah," ujar dia.

Cita - cita tertinggi yang ingin dicapai di balik semangat tinggi para tentara dan rakyat yang bersatu, yaitu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semangat dan persatuan serta strategi yang jitu menjadi kunci utama kemenangan TKR dan rakyat Indonesia merebut benteng Sekutu. (Feber S)